Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Pencuri yang Sadar

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di tengah malam, seorang pencuri masuk ke dalam rumah seorang Guru yang sedang bermeditasi.

Pencuri menodongkan pisaunya sambil berkata,"Harta atau nyawa?"

Sang Guru membuka mata, dengan tenang menjawab,"Maaf saudaraku, aku tak sempat menyambutmu sebagai seorang tamu."

"Lah iyalah, saya kan tamu tak diundang!" kata pencuri ketus. "Jangan bercanda. Sekali lagi, harta atau nyawa?"

"Saudaraku, Anda yang bercanda. Tentu Anda lebih membutuhkan harta daripada nyawaku ini, bukan?" Sahut Sang Guru tersenyum.

"Iya Anda betul. Serahkan hartanya!" bentak si prncuri.

"Saudaraku, silakan ambil apa yang bisa Anda ambil. Lagi pula barang-barang yang sudah ada tidak berguna bagiku lagi."

Pencuri mengambil seluruh barang yang bisa ia bawa.

Ketika hendak mengambil langkah seribu, Sang Guru memanggilnya,"Saudaraku, mengapa Anda tidak mengucapkan terima kasih setelah diberikan sesuatu?"

"Wowww, saya harus bilang terina kasih gitu yaw?"

Lalu Sang Guru melanjutkan,"Di luar sana udara dingin, pakailah jubah ini untuk menghangatkan tubuhmu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline