Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Lapang Dada, Keinginan Berlebih, dan Memaklumi

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[•Kelapangan dada harus besar, keakuan harus diperkecil, sehingga dalam menyelesaikan tugas tidak banyak menemukan rintangan.]


Keakuan: egois, tidak mau mengalah, merasa paling benar, mudah tersinggung, tidak bersedia dikritik, dan tidak toleran.


Demikian keakuan itu semakin tumbuh besar dalam hati setiap manusia.


Ada yang berusaha melatih untuk mengendalihkannya. Berlatih membesarkan hatinya yang lapang.


Dengan kerendahan dan kelembutan hati untuk berlatih berlapang dada, secara perlahan keakuannya berkurang.


Di kehidupankita sehari-hari, banyak masalah timbul karena besarnya sifat keakuan ini.


Setiap orang ingin menang sendiri. Masing-masing merasa yang paling benar. Demikian masalah timbul, karena tidak dapat meredam keakuan.


Tetapi bila setiap individu dapat berlapang dada dalam menyelesaikan tugas, maka jalan lapang akan terbentang. Menghasikkan kelegaan hidup.


[•Kebutuhan sebenarnya tidak banyak, tetapi keinginan sangat berlebihan, kemelekatan ini yang menjadi lautan penderitaan.]


Hidup pada hakekatnya adalah berlatih untuk melepaskan keterikatan akan keinginan memiliki yang berlebihan.


Karena keterikatan itu pada akhirnya menjadi kemelekatan yang merupakan sumber penderitaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline