Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Ego Vs Ajaran Nabi

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ia membenciku, aku harus membalasnya.

Ia menghinaku, aku wajib untuk membalas.

Ia mempermalukanku, aku perlu membalas sakit hati ini.

Ia memarahiku, aku bukan orang bodoh dan harus membalas.

Ia telah mencuri sesuatu dariku, aku harus mencuri kembali.

Ia menyakitiku, sebagai obatnya aku wajib menyakitinya.
Begitu yang mereka perlakuan padaku, demikianlah aku akan memperlakukan mereka. Bukankah itu adil namanya?

Apa yang mereka lakukan, mereka harus menerima akibatnya.

Itulah pemikiran kita. Itulah logika yang selalu jadi pembenaran bagi kita untuk melakukan kesalahan. Berbuat hal yang umumnya dilakukan kebanyakan orang.

Tetapi kebenarannya Tuhan pasti tidak ingin kita menjadi demikian.

Bukankah Tuhan telah mengutus Para Nabi untuk mengajari dan menuntun kita? Menjadikan Para Nabi sebagai teladan?

Apapun itu. Kita bebas memilih. Lebih mengedepankan pemikiran sendiri atau sesuai pengajaran Kitab Suci.

Tidak ada yang dapat mendikte. Kita yang berkuasa atas hidup sendiri. Kita sendiri yang akan menanggung akibat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline