Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Pohon Mangga pun Punya Perasaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hiduplah selaras dengan alam. Karena alam itu berperasaan. Jangan sembarangan merusak tanaman dan membunuh binatang. Tidak memaki langit dan bumi. Jagalah alam sekitar penuh perasaan, maka alam akan membalas dengan berseri-seri.

Itulah kurang lebih kata-kata orang bijak yang telah memahami kehidupan ini. Hidup berperasaan dengan alam.

Dulu saya mengenal teman yang datang dari Taiwan. Beliau suka sekali menanam bunga. Telaten sekali. Kalau menyiram pun berhati-hati.

Beliau berkata,"Semua tanaman ini berperasaan, makanya kita pun harus merawatnya dengan perasaan! Kalau pun hendak memotong tangkainya, potonglah dengan perasaan."

Intinya perasaan. Hidup mesti memiliki perasaan. Dengan merawat tanaman pun bisa melatih kemanusiaan kita.

Bagaimana dengan cerita pohon mangga yang memiliki perasaan?

Baru-baru saya mendengar cerita seorang kawan. Temannya memiliki sebatang pohon mangga di depan rumah.

Sudah sekitar sepuluh tahun pohon mangga tersebut tiada henti memberikan buahnya yang manis sepanjang tahun.

Suatu hari pemilik rumah hendak pindah rumah ke seberang rumahnya yang lama. Sebelum resmi pindah semua tanaman yang kecil-kecil dalam pot dipindahkan.

Pembantunya bertanya,"Bagaimana dengan pohon mangganya, Nya?"

"Kalau gitu gak usah dipindahkan, biarin aja. Lagian udah tua!" kata si nyonya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline