Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Foto Transaksi Suap "Gayus Jalanan"

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13307014791315513441

[caption id="attachment_174608" align="aligncenter" width="640" caption="Jepretan sendiri dotcom"][/caption] Memandangi acara suap-menyuap antara oknum polisi dan pengendara kendaraan bermotor pasti sudah biasa. Tetapi bisa memandanginya dari sebuah foto, tentu belum biasa. Pemandangan oknum polisi yang mengadakan razia di jalan-jalan. Kemudian diikuti dengan jurus damai berupa suap. Sebenarnya bukan hal yang aneh lagi. Sudah terlalu biasa. Karena sudah sering terjadi di depan mata. Inilah kasus suap yang setiap hari terjadi begitu nyata di depan mata. Dimana polisi yang merazia seakan-akan membuka diri untuk disuap dengan rela . Di Jalan Pangeran Tubagus Angke, tempat kantor saya. Boleh dibilang hampir setiap hari ada razia. Kalau tujuannya bukan untuk cari tambahan. Apalagi? Agar jalanan lancar dan tertib? Justru gara-gara ada razia jalan jadi super macet. Karena kebanyakan yang terkena razia, utamanya tidak menyalakan lampu, akan memilih jalan damai. Hal ini tentu akan diterima dengan suka rela oleh oknum polisi. Seperti pada suatu hari. Saya memiliki kesempatan untuk mengabadikan kejadian seorang oknum polisi yang sedang berdamai dengan seorang pengendara motor. Jalan damai itu adalah suap. Sama-sama menguntungkan. Bagi oknum polisi bisa menambah tebal kantongnya. Bagi pengendara, tidak perlu repot mengurus surat yang ditahan. Lalu bisa meneruskan perjalanan. Di tempat yang begitu terbuka saja kasus suap bisa terjadi. Para pelaku tanpa risih bertransaksi. Jadi bisa dibayangkan, apalagi yang terjadi di tempat tersembunyi atau dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Bukan hanya bayi atau anak-anak yang harus disuap, agar mau makan. Bila mau lancar urusan, para pejabat pun minta disuap dengan "apel malang" atau "jeruk bali". Sudah tradisi sih. Demi memperkaya diri, para pejabat tidak ragu unjuk gigi untuk korupsi. Kalau bukan saat sedang menjabat, kapan lagi. Apalagi ada yang mau menyuapi pakai uang lagi. Kalau ditolak pasti rugi. Dalam hal korupsi, mungkin kita tidak melakukannya. Tapi sadarkan kalau kita menjadi penyebab terjadinya suap? Seperti suap ala jalanan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline