Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Kader Demokrat (Bukan) Ayam Sayur

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13310039901557908618

[caption id="attachment_175118" align="aligncenter" width="266" caption="asli ayam sayur // freedigitalfhotos.net "][/caption] Kader Demokrat bukan ayam sayur.
Jangan takut hujan dan badai, dan selalu siap bertarung, seperti Hanoman,"kata Anas di Candi Prambanan Yogyakarta setelah melantik jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat se-Provinsi DI Yogyakarta, Minggu, 4 Maret 2012. (seperti dikutip dari Tempo.Co) Boleh dibilang sejak adanya heboh di tubuh Partai Demokrat yang melibatkan kader-kadernya dalam kasus suap Wisma Atlit. Mas Anas yang paling jarang bicara. Beda dengan petinggi lainnya yang sibuk bicara ke media. Ternyata Mas Anas yang kalem itu, kalau bicara berapi-api juga. Sangat mahir membakar para pendukungnya. Memang begitu seharusnya menjadi seorang ketua umum. Tentu saja kita percaya kader Demokrat bukan ayam sayur. Karena akan maju terus pantang mundur membela Bos Besar dan Ketua Besar. Kader Demokrat memang bukan ayam sayur. Bagaimana kalau tukang ngibul? Buktiinya saja, Mas Anas masih dengan berapi-api membantah dan bilang bahwa berita soal uang 19 kardus untuk dibagi-bagikan, bohong. Tidak ada politik uang untuk pemenangan dirinya waktu kongres di Bandung. Padahal sudah banyak kesaksian yang membenarkan. Bahkan dari kader Demokrat sendiri yang membukanya. Berkenaan dengan kasus korupsi Mas Anas pernah berkata,"Kalau saya terbukti korupsi, maka saya akan mengundurkan diri dari dunia politik!" Menurut saya, kok jawaban itu seperti pernyataan ayam sayur ya?! Kalau cuma mundur dari panggung politik sih, perkara mudah. Toh masih bisa jadi pengusaha. Coba kalau Mas Anas memang seperti Hanoman. Pasti akan dengan ksatria menjawab,"Kalau saya terbukti korupsi, silakan kubur saya hidup-hidup!" Atau "Bila saya terbukti korupsi, silakan gantung saya hidup-hidup di Tugu Monas!" Memang mengherankan soal korupsi di Indonesia. Walaupun sudah terang-benderang masih sulit untuk dibuktikan. Sudah terbuktipun. Hukumannya sangat ringan. Tak heran para pelaku korupsi masih gagah petantang-petenteng seakan tidak bersalah. Bukan hal yang mengherankan bila para kader partai lebih berani membela kepentingan partainya daripada kepentingan rakyat. Lebih berani membela kebohongan daripada kebenaran. Bukankah ini sebenarnya tindakan orang yang berkarakter ayam sayur? Maaf, Mas Anas, yang saya maksud bukan kader Demokrat loh. Tapi partai-partai lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline