Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Bohong, Kalau Politisi Tidak Bohong!

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329292418550695286

[caption id="attachment_171243" align="aligncenter" width="450" caption="Shutterstock "][/caption]


Kebohongan dan kecurangan adalah senjata sakti bagi para politisi untuk menggapai tujuannya. Kebohongan dan kecurangan sudah dianggap hal biasa. Bahkan seakan menjadi wajib untuk dilakukan demi melindungi kepentingan mereka.

#
JE Sahetapy, yang kita kenal sebagai guru besar dalam ilmu hukum. Dalam acara Indonesia Lawyer Club di salah TV swasta, dituduh balik oleh Ruhut Sitompul telah membohongi publik. Apa sebab?

Sebabnya Sahetapy secara blak-blakan mengatakan bahwa Ruhut dan Ramadhan Pohan, kader Partai Demokrat sebagai tukang bohong.

Siapa yang tidak panas hati dan kuping? Sampai-sampai Pohan dengan nada tidak terima meminta Sahetapy memberikan satu saja contoh kebohongan mereka. Tapi tidak ditanggapi.

Dalam ucapannya, Sahetapy ada mengatakan, ketika beliau menjadi dosen, Ruhut belum lahir. Perkataan tersebut menjadi senjata bagi Ruhut untuk menyerang balik.

Ruhut menyatakan Sahetapy sudah pikun dan melakukan kebohongan publik atas perkataannya. Karena jelas-jelas saat Sahetapy menjadi dosen sekitar 1960-an Ruhut sudah lahir. Seperti kita ketahui, Ruhut lahir pada 1954.

Bayangkan, hal sepele seperti itu, bagi Ruhut bisa dijadikan senjata untuk menyerang balik lawannya.

Bicara tentang kebohongan, saya pikir ada benarnya pernyataan Sahetapy bahwa Ruhut dan Pohan atau Bathugana adalah politisi yang suka berbohong.

Dalam hal ini tentu bukan hanya mereka bertiga. Kalau kita mau jujur, hampir semua politisi pernah melakukan kebohongan demi untuk melindungi kepentingan dirinya dan partai.

Bohong kalau para politisi tidak berbohong. Buktiinya hari ini bilang A, besok bisa bilang B. Lalu berbalik membela diri, kalau wartawan yang salah kutip.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline