Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Hoeeee...Tulisanku Belum Dimuat di Mana-mana!

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tentu bangga rasanya ketika hasil tulisan kita dapat dimuat di sebuah surat kabar atau majalah. Apalagi di surat kabar atau majalah ternyata dan bonafid. Ditambah lagi bila itu adalah pertama kali.

Waktu pertama kali menulis di Kompasiana dan bisa masuk HL rasa bangga itu langsung meluap padahal tidak mendapat bayaran sama sekali. Bangga hanya karena terpampang di halaman muka. Langsung saya print dan tunjukkan kepada istri. Maklum baru merasa jadi penulis.

Kita manusia memang selalu akan lebih memilih membanggakan dirinya. Sangat jarang yang benar-benar akan membanggakan orang lain. Kalau sirik sih pastinya lebih sering.

Sejak menulis dua tahun yang lalu. Saya memang hanya konsisten menulis di buku, blog, dan Kompasiana. Tidak sedikit teman yang menyarankan saya untuk mengirim tulisan ke media lain atau membuat buku.

Mungkin inilah kebodohan saya. Entah mengapa saya belum begitu tertarik. Padahal jelas akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Alasan saya untuk saat ini. Saya lebih menikmati kegiatan menulis itu sendiri. Lebih fokus untuk menulis saja. Membagikan sesuatu yang barangkali berarti bagi orang lain. Tanpa membebani diri dengan pikiran macam-macam.

Walau hanya bisa terbit di media sosial gratisan. Tentu tidak membuat saya patah semangat untuk berteriak,"Horeee...tulisanku selalu ada yang baca!"

Setiap hari bisa menulis saja sudah merupakan kebanggaan tersendiri. Karena itu pada kesempatan ini ijinkanl saya untuk berteriak sekeras-kerasnya.

"Horeee... Aku tetap bangga, walau tulisanku belum dimuat di mana-mana. Karena menulis bagiku dapat menyuarakan isi hati!"

Ya, menyuarakan isi hati. Tentu saja dituliskan melalui pikiran dan tangan. Dalam hal ini saya mengetik menggunakan jempol saja. Karena saya juga harus bangga dengan jempol tangan kiri yang setiap hari dengan lincah menari-nari di atas keypad HP kesayanganku.

Siapapun kita. Bila hari ini dapat terus menulis selaras dengan hatinya yang bersih dan pikirannya yang jernih. Kita patut untuk berbangga. Karena ini adalah hal yang tidak mudah bisa dilakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline