Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Puasa vs Puas Ah!

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Puasa adalah bertujuan agar manusia terkendali dari nafsu-nafsu keinginan, bukannya terjebak untuk memuaskan diri!

#
Seperti kita semua ketahui, sebentar lagi kaum muslimin akan memasuki bulan suci Ramadhan untuk menunaikan ibadah puasa sebulan penuh.

Bulan penuh berkat ini tentu saja disambut penuh suka cita untuk menambah kebajikan dan pahala serta menyucikan diri dengan diiringi niat tulus menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.

Walau tak dipungkiri bukan hanya kaum muslimin saja yang menyambut gembira, yang non muslim juga ikut serta karena akan banyak mendatangkan rejeki bagi mereka.

Seperti kita ketahui ada kecenderungan dari waktu ke waktu, pada saat memasuki bulan puasa, justru nafsu memuaskan diri untuk berbelanja juga tinggi.

Tak heran memasuki bulan suci untuk berpuasa yang seharusnya menjadi saat yang paling tepat untuk melatih pengendalian diri, tidak memuaskan diri dalam keinginan duniawi yang terjadi daya beli masyarakat tak terkendali.

Jadi yang berpuasa mendapatkan kelimpahan pahala karena ibadahnya, sedangkan yang tidak berpuasa kebanjiran rejekinya karena nafsu belanja. Pas!


Sesungguhnya setiap agama dan kepercayaan ada mengajarkan kepada umatnya untuk berpuasa. Dimana dalam prakteknya dilakukan dengan berbagai cara atau metode.

Puasa 30 atau 40 hari wajib tidak makan pada waktu tertentu begitu umumnya yang kita tahu. Ada lagi dengan berpuasa pada hari tertentu dan ada juga dengan berpuasa tidak mengkonsumsi makanan tertentu. Ada lagi yang berpuasa dengan pantang makan daging.

Apapun itu, sebenarnya semua itu adalah sebagai cara untuk melatih diri untuk mengendalikan nafsu-nafsu yang ada pada setiap manusia.

Dengan berpuasa diharapkan semua nafsu-nafsu yang liar itu dapat dijinakkan sehingga hidup kita terkendali.
Karena seperti kita ketahui, bila nafsu-nafsu yang ada tidak dikendalikan, maka manusia akan hidup memuaskan dirinya sepuas-puasnya mengikuti nafsunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline