Cinta Dua Agama" telah mencapai 21 episode dan kami sepakat untuk mengakhirinya pada episode yang ke-22. Sebelumnya terimakasih kepada semua yang telah membaca dan memberikan apresiasi sehingga kami dapat menyelesaikan kisah ini. Sebenarnya apa yang kami tuliskan adalah antara fiksi dan kenyataan. Karena apa yang kami tulis adalah sebagian juga berdasarkan pengalaman dan karakter kami masing-masing.
Sebagai informasi, untuk episode terakhir, kami bermaksud menulis dengan versi masing-masing dan akan kami terbitkan bersama-sama, agar terasa beda saja. Sekaligus sebagai ujian, apakah kami masih tetap sehati
Sebelum mengakhirinya, baiklah kita kilas balik terlebih dahulu kisah-kisah sebelumnya.
Episode 1
Adakah dosa bila sepasang anak manusia yang memiliki hati dan perasaan harus jatuh cinta pada pandangan pertama.?
Demikianlah Li dan Tri dipertemukan saat pertama kalinya di sebuah universitas di Jakarta. Dimana Li yang berasal dari Kalimantan Barat dan Tri datang dari Sumatra Barat dikirim untuk kuliah di tempat yang sama. selengkapnya
Episode 2
Terik sekali matahari siang itu menyengat Jakarta. Tri menunggu Li di sebuah café biasa mereka betemu. Tak lama Li datang menghampirinya.
“Ada kemajuankah ?” Tanya Li segera.
” Semalam aku bicara lagi sama Mama, hasilnya masih sama seperti yang kita duga.” Jawab Tri tanpa gairah. selengkapnya
Episode 3
Airmata masih belum mengering dari pipi Tri, sementara sang kekasih Li, dapatmenahan diri untuk tidak larut dalam kesedihan. Tri, masih tiada habis tanya, mengapa ia dan Li bisa jatuh cinta hanya padapandangan pertama dan langsung sehati?! selengkapnya
Episode 4
Ketika cinta harus memilih, diantara pilihan hati, keimanan, dan keadaan. apa yang akan terjadi? Tri menikmati kesendirian perjalanannya antara gembira bercampur, dengan dua kerinduan yang berbeda. Kendaraan yang ditumpangi terus melaju, walaupun lelah Tri tak sedikitpun memejamkan matanya. Antara wajah Li dan kedua orangtuanya selalu membayang di pelupuk mata. Akhirnya perjalanan itupun tanpa terasa telah membawanya sampai di kampung halaman yang masih asri. Meskipun sudah bertahun-tahun ia meninggalkan desa ini. Ia masih sangat hafal semuanya. selengkapnya
Episode 5