Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Satu Cinta Dua Agama [Tamat]

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sebelumnya 1 ,2, 3, 4,5 ,6, 7,8,9,10,11, 12, 13,14,15,16.17,18 ,19 ,20 ,21,22

[caption id="attachment_104790" align="aligncenter" width="506" caption="GettyImages"][/caption]

Fera membelalakan matanya dengan mimiknya yang lucu dan berkata,"Aha, sepertinya ini yang aku tunggu-tunggu, Koko Li! Kau melamarku, terus kita akan segera menikah dan aku akan melahirkan anak-anak yang lucu untukmu. Ehm...bahagianya saat itu. Kapan, Ko?"

"Kita atur waktunya dan segera rundingkan dengan kedua orangtua masing-masing. Ok?!"

"Ok. Orangtuaku pasti akan menerimamu dengan apa adanya. Karena yang penting adalah semua tergantung aku. Orangtuaku tinggal merestui!"

"Baguslah, kalau begitu."

Li dan Fera menghabiskan saat yang berbahagia disengaja itu. Tawa berderai dan penuh canda. Li menggenggam erat tangan Fera saat mereka berjalan meninggalkan kafe menuju pelataran parkir. Sesekali Fera menyandarkan kepalanya ke bahu Li yang bidang.

* "Menikah Ramli Tanjung dengan Triyanti", itulah sebagian kalimat yang tertulis diselembar undangan berwarna pink yang diterima Li pagi itu saat ia baru sampai di kantornya yang masih sepi. Dimana satpam yang bertugas malampun belum beranjak pulang.

Pagi itu memang sengaja datang agak pagi, karena ingin mempersiapkan bahan presentasi pada siang harinya. Antara bahagia dan dada yang bergetar Li membaca surat undangan tersebut.

"Tri, akhirnya kamu bisa melupakan aku dan rela menerima lelaki lain menjadi teman mengarungi kehidupan mahligai rumah tangga." Bibir Li berbisik dengan hati yang bergetar.

Tiba-tiba terkenang kembali masa-masa indah bersama Tri yang sampai hari masih berkesan. Bagaimanapun kesan yang ada begitu mendalam dan tak mudah untuk dilupakan dalam waktu yang singkat. Ada perasaan tak rela, namun Li menyadari gejolak hatinya dan segera berhenti untuk mengenang.

"Tri, aku pasti datang untuk turut merayakan hari kebahagiaanmu!" Li meyakinkan dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline