Setiap orang memiliki hati yang welas asih. Bisa mewujudkannya dalam hidup nyata tentulah akan memberikan kebahagiaan kepada sesama.
[caption id="attachment_88088" align="alignleft" width="300" caption="Malaikai kecil//sodahead.com"][/caption]
* Gadis berseragam putih biru tua itu memang manis karena wajahnya selalu dihiasi senyuman. Gerakannya lincah, penampilan ceria, dan suka menolong siapa saja yang bisa ia lakukan. Tak heran Dewi begitu disukai teman-temannya.
Dewi adalah seorang pelajar SMP yang aku kenal ketika itu. Dewi memang berbeda dengan anak-anak seusianya yang masih SMP. Orangnya sederhana dan tidak banyak gaya.
Tutur kata dan perilakunya sopan dan ramah sekali. Aku sering memperhatikan karena rumah kami memang berdekatan. Benar-benar anak yang baik dan berbudi. Sangat rajin membantu ibunya di rumah setelah pulang sekolah.
Dewi, tidaklah seperti remaja kebanyakan yang suka mengikuti tren dan nongkrong di mall. Hari-hari liburan lebih banyak digunakan untuk kegiatan positif. Karena Dewi memang aktif di tempat biasanya ia beribadah.
Setiap kali bertemu dengannya ia pasti menyapa dan menyalamiku. Aku suka gemas melihat senyumnya yang lucu. Rasanya ingin mencium pipinya yang lesung itu.
Dewi adalah anak dari pasangan Pak Dani dan Ibu Melly yang juga aku kenal baik. Mereka bergerak dibidang usaha barang-barang kelontongan. Karena selalu bersikap ramah dan tulus dalam melayani pelanggan. Toko mereka selalu dipenuhi pembeli. Rejeki sepertinya mengalir.
Dewi adalah anak tertua dari pasangan Pak Dani dan Bu Melly, selain si kecil yang bernama Dina. Sepasang perempuan anak mereka. Menurut hemat saya, keluarga Pak Dani adalah keluarga yang harmonis. Mendidik anaknya dengan baik. Terlihat dari perilaku anak-anaknya yang santun.
Dewi, sungguh merupakan anak yang bukan hanya manis senyumnya, tetapi juga manis budinya. Walaupun masih belia, tetapi sangat peduli kepada orang-orang yang susah. Ringan tangan untuk membantu sesuai kemampuannya.
Setiap hari, Dewi selalu menyisihkan uang jajannya untuk diberikan kepada para pengemis ketika berpapasan dengan mereka. Bahkan terkadang rela untuk tidak jajan, karena telah habis diberikan.