Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Pahlawan yang Gagal, Namun Bernilai

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kegagalan tidak selamanya adalah buruk dan terhina. Tetapi ada juga kegagalan yang membuat seseorang menjadi pahlawan, karena semangat dan keberaniannya. Kemudian kegagalan itu menjadi berharga dan memberikan motivasi dan inspirasi pada orang lain.


*
Dalam sebuah film yang berkisah tentang "Tiga Negara" pada jaman Tiongkok kuno, terdapatlah seorang jenderal yang gagah perkasa bernama Jenderal Zhou.

Yang berjuang ingin mempertahankan kerajaannya dari serbuan musuh. Dengan pasukan yang hanya berjumlah ratusan harus menghadapi pasukan musuh yang berjumlah ribuan. Tentu pertarungan yang tidak seimbang.

Pada suatu ketika pasukan Jenderal Zhou terkepung dan tiada harapan untuk lolos. Hanya bisa bertahan dengan bekal yang tak lama lagi akan habis. Pilihan terbaik sebenarnya adalah menyerah dan mengabdi pada kerajaan musuh.
Tetapi Jenderal Zhou bersama pasukannya memilih untuk terus melakukan perlawanan.

Satu demi satu pasukannya berguguran. Kekalahan sudah diambang pintu. Masih ada kesempatan untuk menyerah. Namun Sang Jenderal ingin terus melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan.

Tibalah saatnya, hanya tinggal Sang Jenderal dengan seorang pasukan saja. Walaupun dalam keadaan terluka, Sang Jenderal seorang diri maju ke medan pertempuran dengan gagah perkasa.
Tentu saja kematian telah menantinya.

Memang Sang Jenderal gagal mempertahankan kerajaannya dari serbuan musuh. Tetapi sejarah tetap mengenangnya sebagai jenderal besar dan seorang pahlawan.
Sebab semangat dan keberaniannya yang luar biasa.

Ia memang gagal dan kalah, tetapi mati dalam kemenangan. Bahkan musuhpun memberikan penghormatan.
Sang Jenderal memang tidak bisa mengalahkan musuh-musuhnya, namun ia berhasil mengalahkan ketakutan, kekerdilan hatinya untuk menyerah dan menjadi penjilat demi menyelamatkan nyawanya.

Baginya, daripada menjadi penghianat bagi negerinya dan menjadi penjilat bagi musuhnya adalah sesuatu yang hina. Lebih baik mati dalam kehormatan daripada hidup dalam kehinaan. Manusia yang punya kebajikan tak akan melakukannya.

Berusaha melakukan yang terbaik itu sudah baik adanya. Masalah berhasil atau gagal itu hanyalah sebuah pencapaian. Karena apa yang telah dilakukan dengan baik pasti ada nilainya kelak.
Bukankah itu jauh lebih penting?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline