Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Kebaikan dan Ketidakbaikan (50k - Aku dan Sang Guru)

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apakah kebaikan akan selalu mendapatkan balasan kebaikan? Ya, pada akhirnya! Tetapi sebelum mencapainya, pasti ada ketidakbaikan yang mengiringi.

*
Apakah jalan kebaikan yang ditempuh akan selalu lancar dan tanpa hambatan dan tentangan?
Dimanapun, hidup tak selalu putih bersih. Sebab sang hitam akan akan mengiringi.
Tetapi bagi mereka yang bijak, hitam atau ketidakbaikan bukanlah untuk dijauhi dan lantas dijadikan musuh jahanam. Tetapi dipandang juga sebagai kebaikan.

Bila tidak ada ketidakbaikan bagaimana ada yang namanya kebaikan?
Jangan menolak ketidakbaikan dan tidak perlu berbangga dalam kebaikan.
Bila kecerahan hati telah dicapai, maka akan adil memandang dan menghadapi fenomena kehidupan ini.

Aku merenungkan dan mengambil pelajaran atas peristiwa yang terjadi.
Ketika seorang murid baru yang masih temperamental berselisih dengan dua murid lain yang terganggu dengan sikapnya.
Bukannya menyalah murid baru yang pengganggu dengan sikapnya, Sang Guru justru menasehati kedua muridnya yang lebih lama.

"Sahabatku, ketika engkau merasa terganggu dengan sikap ketidakbaikan orang lain, sesungguhnya dirimu masih menyimpan ketidakbaikan itu. Lalu mengapa engkau harus menyalahkan ketidakbaikan itu?
Bukan ketidakbaikan orang lain yang mengganggumu, tetapi ketidakbaikan dirimulah yang mengganggumu sendiri. Engkau yang lebih dulu belajar dan sedikit mengerti, seharusnya bisa memahami."

Awalnya kedua murid merasa Sang Guru tidak adil, tetapi kemudian dapat menerima dan menyadari kesalahan mereka bersikap kepada murid baru tersebut.

Kepada murid barunya Sang Guru berpesan,"Sahabatku, tidak perlu kecewa dengan ketidakbaikan yang ada dan orang lain tidak memahami, karena engkau ada kebaikan juga padamu. Belajarlah dari ketidakbaikan itu, agar engkau ingat akan kebaikan yang ada pada dirimu!"

Dalam perjalanan hidup yang penuh kebaikan, Sang Guru sendiri mengalami ketidakbaikan. Niat tulus dan baik yang dikembangkan, tak jarang pula dipahami oleh ketidakbaikan disekitarnya.
Ada saja yang tidak menerima keberadaan Sang Guru dan menyebarkan berita bohong tentang padepokannya sebagai tempat mengajarkan kesesatan.

Bahkan pernah terjadi, padepokannya hendak dibakar sekelompok orang yang iri hati dan ancaman hendak dibunuhpun tidak dapat dihindari.
Sang Guru tetap tegak berdiri dalam keyakinannya untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran nurani kepada siapapun tanpa sekat yang membelenggu keegoan.

Memang kebaikan dan kebenaran tak lepas untuk disalahpahami dan dianggap sesat oleh orang-orang yang masih diliputi kesesatan. Niat baik saja belum tentu akan disikapi dengan baik oleh mereka yang tidak memiliki niat baik. Sang Guru menghadapi semua penghinaan dan kesalahanpahaman dengan kejernihan pikiran dan kebersihan hatinya.

Dengan senyuman dan kasih Sang Guru meredakan emosi dan kekerasan hati orang-orang yang bersikap tidak baik dan menentangnya.
Sang Guru tidak pernah menyalahkan atas sikap mereka. Hanya menyalahkan dirinya yang menimbulkan semua ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline