Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Dua Peristiwa yang Membuat Aku Tercengang!

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dibalik setiap peristiwa seburuk apapun pasti ada yang bisa dimaknai. Tergantung bagaimana apakah kita bisa memetiknya untuk pembelajaran hidup yang lebih berarti?!

*
Menjelang akhir tahun 2010 kemarin, saya hampir mengalami dua bencana atau kecelakaan. Dua-duanya membuat saya sejenak tertegun dan tak habis pikir. Saya sangat bersyukur bisa terhindar dari kedua kecelakaan tersebut.

Apakah kedua kecelakaan tersebut?
Yang pertama berhubungan dengan materi, sedang yang kedua berhubungan nyawa.

Saat kejadian pertama tepat berlangsung pada Hari Natal, 25 Desember 2010. Ketika itu ada urusan pekerjaan untuk menyelesaikan pembayaran dan alangkah kagetnya saat hendak mengeluarkan dompet, tetapi saya tidak menemukan ada di tempatnya lagi.
Kemanakah raibnya dompet tersebut?

Saya baru ingat bahwa setengah jam sebelum menyerahkan uang tersebut saya sempat mampir ke sebuah toko untuk membeli roti. Saya langsung ingat, pada saat itu saya mengeluarkan dompet dan menaruhnya diatas roti. Karena saat itu juga saya sedang bertelepon, sehingga hanya satu tangan yang aktif.

Saya yakin dompet itu tertinggal diatas susunan roti. Tapi sudah setengah jam lebih kejadiannya.
Matilah aku! Begitu saya membatin.
Segera saya menuju kembali ke toko itu dan saya tercengang!
Benar saja, dompet itu masih tergeletak di tempatnya dengan uang yang masih utuh. Uangnya begitu jelas terlihat karena dompet yang saya gunakan modelnya hanya satu lipatan saja.

Sampai saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana bisa dompet itu masih berada di tempatnya? Karena saat saya masuk saja ada yang sedang belanja!
Saya tidak bisa bayangkan, kalau uang itu hilang, bagaimana mempertanggung jawabkannya?
Tidak banyak memang jumlahnya, tetapi bagi saya jumlah itu sudah lumayan besar bagi saya.

Kejadian yang kedua adalah pada 31 Desember, saat itu pulang dari luar kota ikut mobil perusahaan.
Saya turun di pintu tol untuk menyambung bus yang menuju ke Tangerang.
Dari kurang lebih sepuluh pintu tol yang ada entah mengapa saya memilih menunggu bus yang lewat di pintu yang keenam.

Baru sekitar lima belas menit menunggu, tiba-tiba saya dikejutkan satu kejadian. Sebuah truck besar melaju oleng kearah saya.
Ada apa ini? Batin saya!
Tak masalah kali, karena saya berdiri diatas trotoar. Ketika sudah hampir menghantam saya, tanpa pikir panjang lagi, langsung saya melompat kesebelah.
Bersamaan truck itu terus melaju bannya naik keatas trotoar bekas saya berdiri dan menghantam tempat dan bus yang ada di depannya.
Rupanya rem truck tersebut blong dan stir sulit dikendalikan.

Lagi-lagi saya hanya bisa terbengong. Saya membayangkan, kalau saja saya tidak cepat-cepat melompat, pasti saya terjepit diantara kepala truck dengan tembok. Jadi merinding!

Ketika saya telepon ke rumah, saya baru tahu ternyata semalaman si kecil sudah mengkhawatirkan saya dan mengatakan pada maminya, bahwa ia takut terjadi apa-apa dengan saya. Lantas ia berdoa, supaya jangan ternyata apa-apa pada papinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline