Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

#G (Gembira dan Gairah)

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Refleksi Diri Dari A - Z :
Dapatkah aku menghiasi hidupku dengan panggung tarian kegembiraan yang penuh gairah sepanjang waktu?

Ada yang mengatakan, bahwa hidup ini adalah lautan penderitaan! Memang benarnya adanya. Kelahiran itu sendiri adalah penderitaan bagi manusia. Walaupun disisi lain adalah juga kegembiraan dan kebahagiaan.

Dalam lautan kehidupan yang tiada lepas dari segala masalah yang membawa kepada kesusahan dan melahirkan penderitaan, manusia selalu berusaha ingin melepaskannya. Apa yang dilakukan?
Dengan menciptakan momen atau mencari kegembiraan untuk menghibur dirinya.

Bahkan banyak manusia sulit untuk bisa bergembira melalui hari-harinya karena tekanan hidup yang datang silih berganti. Jangan untuk tertawa lepas sejenak, tersenyum saja menjadi sesuatu yang berat baginya.

Lalu mengapa manusia sulit untuk menikmati kegembiraan dalam hidupnya?
Semua karena hati yang tidak terpelihara. Hati yang tidak memiliki layaknya hati anak kecil yang jauh dari kerisauan.
Kerisauanlah yang menghambat kita untuk menjadi gembira menikmati hidup ini.

Kerisauan akan masa depan dan kerisauan akan pemenuhan hidup, adalah selalu mengisi hati manusia dari waktu ke waktu.
Awan kerisauanlah yang menutupi kecerahan hati manusia untuk bergembira dan bergairah menjalani hidupnya.

Bila aku dapat menyingkirkan awan-awan yang bergelayut diatas kebeningan hatiku, maka aku percaya setiap waktu kegembiraan dan kegairahan akan menjadi milikku sepanjang waktu.

Awan-awan kerisauan itulah yang selama ini selalu menutupi pandanganku untuk menikmati luasnya cakrawala yang begitu indah untuk membawa kecerahan hidupku.

Hidup ini begitu singkat dan cepat berlalu, sungguh harus benar-benar dapat dilalui dalam kegembiraan. Bila harus terus bersedih dan bermurung durja, sungguh merupakan kerugian menjadi manusia.

Dunia adalah panggung kehidupan bagi manusia untuk mempersiapkan kehidupannya kemudian. Mengisi dengan rasa gembira dan penuh gairah tentu akan mengalir sampai kehidupan selanjutnya.

Dapatkah aku mewujudkan panggung yang penuh kegembiraan dan gairah dalam hidupku saat ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline