Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Bahasa Menunjukkan Bangsa#2

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Hari ini membaca tulisan Mas Bambang Pribadi "Bahasa Menunjukkan Bangsa #1" sedikit banyak mengingatkan kembali pada apa yang saya pikirkan selama ini tentang penggunaan bahasa Indonesia yang disana - sini masih membingungkan.
Banyak istilah-istilah yang janggal dan menimbulkan tanda tanya.

Kata ALAT VITAL misalnya , yang mengacu pada kelamin manusia. Mengapa bagian tubuh pada manusia tersebut dinamakan alat vital?
Apakah hanya dikarenakan untuk berfungsi melanjutkan keturunan, sehingga dianggap sebagai alat yang vital?

Tak heran, karena dianggap sebagai alat vital, bila alat tersebut tidak berfungsi, baik pada wanita maupun pria, maka akan menjadikan dunia ini bagai kiamat. Segala cara dilakukan untuk memperbaikinya.
Karena sudah dianggap sebagai alat vital, oleh sebab itu terkadang dianggap lebih berharga daripada nyawa sekalipun.

Karena dianggap sebagai alat, sehingga benar-benar diperlakukan sebagai alat dengan mempermaknya disana-sini. Bisa dimodifikasi sesuka hati. Diperbesar dan diperpanjang.
Banyak juga manusia di bangsa ini demi untuk memfungsikan alat vitalnya semaksimal mungkin melakukannya dengan memiliki banyak istri.

Selanjutnya, bangsa ini, segala sesuatu hal yang berhubungan dengan alat vital, pasti akan menjadi berita heboh dan menarik perhatian. Bangsa ini sepertinya sangat tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan alat vital.
Tidak muda, tidak tua, pasti menyukai sesuatu yang ada bau-baunya alat vital ini.

Karena diangap alat, maka tak segan-segan untuk dipamerkan dan dipergunakan sembarangan sebagaimana alat umumnya.
Karena dianggap alat, katanya harus sering-sering digunakan sehingga tidak menjadi karatan.
Aneh, kan?
Memangnya pisau?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline