* * *
Suatu hari menjelang tidur, si kecil berkata pada saya, "Papi jangan jadi penulis deh, nanti bisa dibunuh orang! Soalnya dede pernah mimpi begitu" Sepertinya bukan becanda , karena dari caranya mengutarakan terlihat serius. Justru saya yang berusaha menanggapi dengan nada bercanda, "Lok, kok bisa? Memangnya kenapa?"
"Iya, soalnya dede pernah lihat ceritanya di tv! Pokoknya papi jangan jadi penulis deh. Dede takut ada apa-apa sama papi!" demikian alasan si kecil.
Namun kenyataannya saya belum menganggap sebagai penulis, hanya sekedar merangkai isi hati untuk intropeksi diri. Tanpa menganggap serius, terus saja saya menulis.
Suatu ketika, saya merasakan ada ketakberesan pada tubuh saya. Terasa ada sesuatu yang mengganggu dan tidak nyaman. Awalnya saya berpikir, mungkin masuk angin atau kena asam urat. Ternyata bukan!
Kebetulan ada seorang teman yang memiliki indera keenam. Yang jelas bukan Paul, si gurita! Menurutnya saya sedang sial terkena kiriman ilmu hitam dari seseorang yang tidak senang dengan tulisan- tulisan saya.
Mungkin di antara kita menganggap saya mengada-ada, begitu saya pada awalnya , antara percaya dan tidak, yang jelas bingung dan heran saja.
Walaupun demikian saya percaya dengan yang berbau gaib, tetapi saya pun tidak bisa memaksa orang lain untuk ikut mempercayainya pengalaman yang saya alami!
Mengapa bisa begini ceritanya? Memang sulit untuk membuktikan, tetapi hanya bisa dirasakan, karena hal ini berhubungan dengan masalah gaib. Bukan berarti hal ini tidak ada.
Awal-awalnya menulis saya memang banyak membahas masalah agama dan ada berisi kritikan, tetapi kritikan yang membangun. Walaupun demikian, bisa saja disalahpahami dan membuat orang lain tersinggung.
Padahal setiap menulis, saya selalu menyertainya dengan niat baik dan selalu bertanya-tanya, apakah yang saya tulis dapat menyakiti perasaan orang lain? Walaupun demikian, saya pun tidak mungkin memaksa orang lain untuk tidak sakit hati dan tersinggung!