Anak adalah masa depan kehidupan. Bagaimana menjadikannya penuh masa depan dengan ajaran moral etika dan budi pekerti itulah yang terpenting! * * * [caption id="attachment_185281" align="alignleft" width="500" caption="Miripkah???"][/caption] Mungkin adalah sebuah kebanggaan kita sebagai orangtua apabila anak dilahirkan mirip dengan diri kita. _Kalau mirip tetangga pasti bahaya, kan?_ Kalau tidak mirip-mirp bapaknya ya pasti mirip ibunya. Ketika masih, si dede suka ditanya baik oleh saya atau maminya, " Dede, mirip siapa, papi atau mami?" Maka dengan lancar dan cekatan, ia akan menjawab," Mirip papi!" Dilain waktu ditanya lagi,"Mirip mami atau papi" "Mirip papi!!!" Itulah yang selalu menjadi jawabannya. Kalau maminya menyanggah dengan mengatakan, bahwa ia mirip mami, maka ia akan menjadi kesal. Tentunya hal ini juga membuat maminya kesal dan senewen. Padahal kalau mau jujur, sebenarnya si kecil itu mirip banget dengan maminya. tetapi dia selalu kekeh kalau dirinya mirip papinya. Bahkan ia menganggap, papinyalah yang melahirkannya. Wah, kacau! Tetapi syukurlahlah , seiring berjalannya waktu, mambuatnya tambah mengerti dan sedikit dewasa. Oleh sebab itu, ketika ditanyakan kembali hal yang sama, maka ia akan menjawab, "Dede mirip mami dan papi. Karena, dede kan anak mami dan papi!!!" Tuh, anak pintar, kan?! Sebenarnya masalah mirip siapapun tidak menjadi permasalahan yang terpenting sebagai orangtua yang terpenting adalah bagaimana membesarkan dan mendidiknya menjadikan membanggakan dengan bukan hanya menjadi pintar saja dengan memberikan pendidikan yang terbaik. Tetapi juga dengan memberikan pengajaran moral etika dan budi pekerti untuk bekal hidupnya kelak. Menurut saya inilah tantangan yang terberat saat ini sebagai orangtua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H