Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Menutup Mata Sambil Membayangkan!

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kemunafikan begitu banyak ditemukan disekitar kita. Mungkinkah kita sendiri yang menjadi salah satu orang yang _ paling _ munafik...! [caption id="attachment_177521" align="alignleft" width="268" caption="neollene.com"][/caption] * * * Seseorang yang tak perlu disebutkan namanya mengeluhkan dengan nada guyon, "Ih, sebel deh, dengan kasus video pornonya Ariel dan Luna, dan Cut yang suka menari itu. Waktu teman-teman gua setel, gua sih langsung menutup mata! " "Masak sih, yang benar???"Selidik seorang kawan. "Iya, gua tutup mata aja, tapi gua juga langsung membayangkan, kalau yang jadi Arielnya itu gua, hua ha hah haaaaaaaaaaaaaaa......." " Sompret lu!!!" ****** Ada lagi seorang kawan yang minta namanya tidak dicantumkan. Bukan Kompasianer tapi suka membaca Kompasiana berkomentar, " Kate, kamu kok suka nangkring di Kompasiana sih? Kalau aku perhatikan, tulisan yang bertemakan seks selalu jadi terpopuler. Kalau Gua sih malas baca tulisan yang begituan. Mendingan gua merem aja deh!' "Emang kenapa sih, bro? " Dengan tidak bernafsu aku bertanya. "Ya, enakkan gua meremin mata, terus gua bayangin soal seks itu. Dengan begitu kan lebih enak...ha hahahahahahh hahahahha........" Cekikikan kawan ini. " Dasar, otak mesum!" Teriakku. * * * Seringkali perilaku kita berbanding terbalik dengan apa yang kita katakan. Bergitu juga dengan apa yang kita katakan, tak jarang berbeda jauh dengan apa yang ada didalam pikiran dan hati kita. Antara apa yang dipikirkan tidak selaras dengan apa yang dikatakan. Pandai berbicara tentang kebenaran, namun menjadi penuh kebodohan karena tak bisa menjalankannya. Begitu pandainya kita berbicara tentang mengasihi Tuhan, namun dihati penuh kebencian kepada sesama. Begitu manisnya mulut ini memuji-muji, tetapi didalam hati terisi penuh kedengkian. Kapankah kita dapat menyelaraskan antara hati, pikiran , dan perbuatan ? Adakah waktu sejenak bagi kita benar-benar untuk menutup mata penuh rasa malu dan penyesalan untuk merenungkannya? Pada waktunya, dengan penuh keberanian tanpa rasa malu lagi kita dapat mengatakan, " Saya Buka Orang Yang Munafik!!!"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline