Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Olok-Olok Tentang Doa

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bila didalam doa-doa , hanya memohon kesehatan , kekayaan , dan bisnis jadi lancar , betapa kita telah mengecilkan makna dari sebuah doa . . .

Dulu sebelum mengerti tentang makna dari doa , yang selalu dipikirkan didalam benak ketika berdoa adalah demi kebaikan diri sendiri dan keluarga . Lupa untuk berdoa demi orang lain . Meminta kekayaan adalah yang utama .
Demikian juga dengan kebanyakan teman-teman yang lain.

Ketika usaha mereka maju dan kekayaan bertambah , mereka yakin semua itu karena doa-doanya telah dipenuhi . Oleh sebab itu mereka tak segan-segan untuk menyumbangkan kembali sebagian dengan tujuan agar kekayaannya bertambah lagi .

Sebagai ilustrasi , saya mencoba memerankan 3 peran tentang umumnya orang berdoa. Yang hanya lebih mementingkan diri sendiri , karena merasa itulah yang seharusnya .

Yang pertama sebagai orang paruh baya , maka saya akan berdoa , meminta kesehatan dan umur yang panjang . Itu yang selalu saya lakukan setiap hari .
Lalu bila Tuhan berkenan memberikan umur panjang sampai 200 tahun saja , bukankah sangat merepotkan banyak orang dengan usia setua itu ?

Mengapa tidak berdoa agar diberikan kesempatan untuk berbuat kebajikan dan hidup menjadi ada artinya ?

Yang kedua , sebagai seorang dokter , yang sekolahnya saja menghabiskan banyak biaya sedangkan ketika mulai praktek sepi pengunjung karena penduduknya hidup sehat semua . Apa yang saya lakukan ? Tentunya saya akan berdoa agar Tuhan berkenan mengirimkan banyak pasien untuk saya .
Bila demikian , bukankah berarti saya mengharapkan banyak orang yang sakit ?

Mengapa saya tidak rela tetap berdoa , agar orang lain selalu diberkati kesehatan sehingga tidak perlu berobat .
Apakah saya akan kehilangan pasien bila berdoa demikian ?
Bila ada hati kerelaan , pasti tidak akan !

Yang ketiga , ketika sebagai tukang peti mati , yang bisnisnya sedang lesu , karena jarang ada yang meninggal dunia .
Apa yang harus saya lakukan ?
Tentulah saya juga akan pergi berdoa , agar usaha saya bisa maju , banyak yang beli peti mati . Bila itu yang diharapkan , bukankah itu sama artinya saya mengharapkan banyak yang mati setiap harinya ?

Mengapa saya tidak rela mendoakan agar orang lain bisa berumur panjang ?
Bagaimana rela , bila itu akan mematikan bisnis sendiri yang merupakan mati pencaharian ?

Apakah dengan berdoa demi keuntungan orang lain , itu akan merugikan diri kita ?
Saya hanya percaya , kebaikan tentulah akan berbuah kebaikan juga ! Itulah hukum yang abadi !

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline