Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Mencintai Demi CINTA, Bukan Demi yang Lainnya, Bisakah?!

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah makna mencintai kita telah mengerti didalam puluhan bahkan ratusan kata yang kita ucapkan dan tuliskan ? Apakah cinta itu hanya semata-mata demi yang bernama CINTA ?!_______

Mengapa sepasang kekasih yang sudah cinta mati dalam buaian asmara yang tak terpisahkan, pada akhirnya harus berpisah dan kemudian saling menyakiti dengan kebencian ?

Ada juga sepasang sahabat yang penuh cinta dalam persaudaraan pun harus mengakhiri hubungan yang telah terjalin lama itu dengan perpisahan yang diiringi dendam?

Begitu banyak hubungan percintaan dan kemanusiaan yang katanya atas saling mencintai harus berakhir tidak seperti yang diharapkan sejak awal yang penuh bunga impian akan kedamaian . Yang ada hanya penyesalan dan tiada habis terpikirkan , mengapa dan mengapa semua ini harus terjadi . Saling menyalahkannya .

Didalam hati kecilpun sesungguhnya tidak mengharapkan . Namun semua telah terjadi . Seorang yang paling dicintai sebelumnya , bisa menjadi seorang yang paling dibenci kemudian hari .
Seorang yang begitu disayang dan dihargai , atas nama cinta juga kemudian dicampakkan dan Disia-siakan . Hari ini bilang cinta setengah , besok sudah bilang benci matian-matian. Edan !
Katanya cinta memang edan ! Tapi cinta yang mana dulu ?

Mungkin kita akan heran dan bertanya, mengapa semua ini bisa terjadi ? Lalu kemanakah cinta yang digembar - gemborkan penuh keindahan sebelumnya ?
Mungkin kita juga kaget ketika mendengar sepasang sahabat atau sepasang kekasih kemudian harus menjalani hidupnya dengan saling membenci . Sesuatu hal yang tak pernah kita bayangkan .
Apakah inilah yang dikatakan hidup penuh dengan kepalsuan ?

Sebenarnya apa yang terjadi dan apa penyebabnya ? Para ahli hubungan kemanusiaan atau juga ahli perilaku dan orang pintar dalam bidang ini pasti punya jawaban yang hebat dan ilmiah dengan sejuta teori-teori.
Kita bisa menemukan referensinya yang bertebaran untuk memperkaya pemahaman kita.

Namun sebagai seorang yang bukan apa-apa dan tidak punya keahlian dalam ilmu-ilmuan, saya hanya bisa menganalisa untuk membuka pemahaman bagi diri sendiri yang masih buta .
Semua hubungan yang penuh cinta dan kata mencintai itu harus berakhir tanpa cinta yang penuh warna - warni kebahagiaan , karena mencintai itu dibebani dengan syarat-syarat dan juga cinta hanya dalam perasaan . Tanpa memahami makna cinta yang sesungguhnya . Tanpa dalam kesadaran saat berkata cinta dan mencintai . Semata-mata hanya ingin terlihat indah dan menunjukkan bahwa punya cinta .
Bukan menggunakan cinta yang murni berasal dari kedalaman hati . Mencintai ada demi - demi yang lain . Bukannya mencintai hanya semata-mata karena DEMI CINTA itu sendiri . Tanpa embel-embel ke-ego-an dan permainan perasaan . Perasaan akan selalu berubah tergantung suasana .

Ketika kita mencintai hanya demi cinta itu sendiri , maka tak akan ada mengenal yang namanya disakiti , rasa kecewa , tidak dihargai ataupun tidak dipedulikan maupun perasaan dicampakkan .
Ketika sudah pada taraf mencintai DEMI CINTA yang ada hanyalah keindahan semata-mata untuk mencintai. Apapun kemudian balasannya , maka rasa cinta tak akan berubah . Rasa cinta itu tetap ada dan akan terus bersemi. Bila menyatakan cinta , walaupun ditolakpun tetap cinta itu akan selalu ada!
Rasa cinta yang ada dari awal sampai akhirnya akan selalu dalam cinta .

Mari kita bertanya , sampai saat ini , sudahkah kita mencintai hanya semata-mata DEMI CINTA , bukan demi-demi yang lainnya ?!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline