Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Yang Mengaku Jujur, Sebenarnya Tidak Jujur?!

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seseorang yang suka mengaku orang baik dan menjelekan orang lain, sebenarnya ia adalah orang yang lebih jelek lagi. Benarkah? [caption id="attachment_92425" align="alignleft" width="300" caption="http://irfanmuhamad.wordpress.com"][/caption] Saya pernah membaca satu komentar dari seorang kompasianer, yang mengatakan, orang yang suka mengaku jujur itu tandanya ia sebenarnya tidak jujur. Benarkah demikian? Didalam pembicaraan dengan seseorang , biasanya juga suka menyakinkan bahwa dirinya adalah orang yang baik . Kemudian ia akan menceritakan kejelekan seseorang . Kadang saya juga tidak mengerti apa maksudnya. Teman juga suka mengingatkan, biasanya orang demikian , tandanya ia sendiri kurang baik. Namun saya tidak mau mencurigai. Bila ada yang berpendapat bahwa yang biasanya mengaku jujur itu artinya sebenarnya ia adalah orang yang tidak jujur. Mungkin pengalaman hidup yang membuat ia mengambil kesimpulan demikian. Sah-sah saja , dan memang tak ada salahnya. Kalau bagitu, saya yang dalam tulisan di Kompasiana kebanyakan menulis tentang kebaikan dan kebenaran , apakah itu menandakan sebenarnya saya bukan orang baik dan bukan orang yang benar? Pada kesempatan ini, jujur saya katakan , iya! Bukan hanya orang yang tidak baik, namun dosanya juga banyak. Tepatnya kebanyakan. Sedikit sudah saya ungkapkan melalui profil saya. Oleh sebab saya merasa bukan orang yang baik dan benar, maka memaksa saya untuk menulis hal - hal yang baik dan benar, siapa tahu kebaikan dan kebenaran dari tulisan tersebut bisa menular kepada saya. Seumpama saya yang sudah tidak baik ini, setiap hari hanya menulis tentang hal yang jorok dan melampiaskan dalam tulisan, bukankah akan membuat saya tambah tidak baik dan tidak benar? Walaupun saya orang yang tidak baik dan tidak jujur. Licik dan picik. Pengecut dan penakut. Tapi minimal saya saya sadar akan keburukan diri saya, sehingga masih sadar untuk menulis tentang hal-hal yang baik dan benar. Ketika saya mengalami kemarahan, saya berusaha menulis tentang memaklumi. Saat saya mengalami hari yang penuh kebencian, saya akan menulis tentang pengertian dan mengasihi. Pada waktu saya berusaha untuk berbohong, maka saya menulis tentang kejujuran. Bilamana saya sedang mengalami hari yang lesu tanpa gairah, maka saya akan menulis tentang semangat dan kemauan. Ketika hari-hari saya lalui dengan hanya menilai perbuatan orang lain, maka saya akan menulis agar jangan menghakimi. Tolong para sahabat janganlah salah memahami , bahwa saya menulis disini mau menjadi sok baik dan sok mengajari orang lain. Sok benar dan menyalahkan oran lain. Tapi sebenarnya justru saya ingin menunjukkan keburukan dan kejelekan serta ketidakbenaran saya. Secara tidak langsung saya ingin mengatakan , saya ini sedang mau belajar menjadi orang baik dan benar dengan menulis masalah kebaikan dan kebenaran . Bukanlah berarti saya sudah menjadi orang yang baik dan benar. Setiap orang berhak dan wajib menjadi orang baik atau benar dan banyak jalan untuk ditempuh. Kebetulan saya menggunakan jalan dengan cara menuliskan suara hati dan menjadikannya sebagai guru. Mari kita belajar mendengarkan suara hati dengan kepolosan tanpa keegoan. Tanpa persepsi dan sensasi. Hanya suara nurani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline