Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Mengapa Tak Peduli Dengan Kotoran Hati, Lebih Peduli Kotoran Dipakaian???!!

Diperbarui: 11 November 2021   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Inspirasi yang hadir ketika berinteraksi lewat media sapaan Kompasiana dengan sahabatku , Peran Sabeth Hendianto tentang kekotoran hati .

Mengapa kita begitu risihnya dengan setitik bercak kotoran dipakaian, sedangkan begitu cueknya dengan bergumpal-gumpal kotoran di hati kita?

Seonggok tahi kucing yang baunya segera membuat kita menutupi hidung, bagaikan sesuatu yang menakutkan 

Bangkai seekor anjing di jalanan mungkin akan membuat kita mual dan ingin segera memuntahkan isi perut 

Tumpukan sampah-sampah dipinggir jalan dengan bau menyengat akan segera membuat kita meludah dengan jijik 

Bau keringat dan apek pada tubuh kita begitu mengganggu, sehingga kita segera memandikannya dan memberikan wewangian 

Setitik noda pada baju yang mahal , pasti akan mengganggu dan kita malu untuk memakainya 

Saat makan dan menemukan sehelai rambut , mungkin akan membuat kita segera tak nafsu meneruskan makan 

Mengapa kita begitu terganggu dan jijik dengan kotoran yang ada diluar dari kita? 

Mengapa kita tidak menyadari dan merasa jijik dengan segala kotoran yang berada didalam diri kita? 

Kekotoran yang tertanam didalam tubuh dan dibawa kemanapun pergi , setiap hari menemani , mengapa tidak membuat kita tak nyaman? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline