Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Buat Apa Senang, Bila Sengsara Kemudian??!

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam Kehidupan, Berapa Banyak Diantara Kita Yang Tenggelam Dalam Kesenangan Yang Memabukan, Yang Membuat Kita Tidak Bisa Bangkit Kembali Saat Kematian Menjelang???!! [caption id="attachment_81635" align="alignleft" width="300" caption="http://unic77.blogspot.com/"][/caption] Ketika di musim kemarau, terdapatlah dua ekor kodok yang sedang melakukan perjalanan mencari tempat yang basah atau sumur sebagai tempat tinggal. Hidup tanpa air bagi kodok sepertrinya cukup menyengsarakan. Setelah menmpuh perjalanan yang jauh dan melelahkan, akhirnya mereka menemukan sebuah sumur, giranglah dan ada kepuasan pada kedua kodok ini. "Kawan , akhirnya kita menemukan tempat yang cocok dan pasti menyenangkan! " Kata salah satu kodok dengan gembira. "Tapi, kawanku. . . . " Kata kodok yang satu lagi, namun belum selesai bicara, kodok yang satu sudah segera meloncat ke dalam sumur untuk menikmati kesejukan didalam sumur, tanpa memikirkan bagaimana nanti ia bisa naik keatas lagi. Tetapi kodok yang satu lagi terus melanjutkan perjalanannya. Mengapa ia tidak ikut meloncat ke dalam sumur tadi? Dalam kehidupan ini, demikianlah kita seperti kodok yang pertama yang tanpa banyak berpikir panjang lagi ketika mengambil sebuah tindakan. Begitu menemukan kesenangan, terbuai lah tanpa memikirkan bagaimana selanjutnya. Bahwa kesenangan yang sesaat itu bisa mendatangkan kesengsaraan yang panjang. Begitulah kebodohan sering menghingggapi pemikiran-pemikiran kita tanpa menyaringnya menggunakan kebijaksanaan. Seringkali justru penderitaan itu datang karena kepintaran kita. Jadi, bijaksanalah, tak perlu kepintaran. # Sebelum bertindak, pikirkan dan renungkanlah dulu akibat-akibatnya! Jangan sampai penyesalan datang dikemudian hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline