Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Tunjukkan Kebenaran dalam Perilaku!

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bila kebenaran hanya jadi pembicaraan, maka kebenaran itu telah kehilangan maknanya.... [caption id="attachment_67478" align="alignleft" width="300" caption="http://taufiqsuryo.wordpress.com"][/caption] Seorang staff ditempat kerja hari ini mengajukan kebutuhan untuk keperluan karyawan. Karena menurutnya sudah setahun lebih, masa pengajuannya. Yang seharusnya adalah setahun sekali. Tapi seingat saya, kebutuhan itu sudah dipenuhi belum lama, kurang lebih baru setengah tahun. Akan tetapi staff ini yakin sekali, sudah setahun lebih pengajuannya. Dia juga merasa belum lama, tapi menurut cacatannya memang sudah lebih setahun. Saya masih menyarankan untuk coba-coba ingat lagi, siapa tahu lupa dicatat. Akan tetapi ia sudah begitu mantap dan yakin, karena saya tidak mau banyak berdebat, akhirnya saya ajak ke kantornya untuk memeriksa catatannya. Ia dengan yakin menunjukan catatan pemasukan barang, bahwa memang, terakhir kebutuhan barang itu masuknya bukan oktober 2008. Itu berarti memang setahun lebih. Namun saya tetap yakin juga kalau memang ada kesalahan, namun saya berusaha untuk tidak menyalahkannya. Oleh sebab itu saya mencoba memeriksa buku catatannya sekali lagi. Benar saja, begitu sekali periksa saya langsung menemukan kebenaran itu, bahwa kebutuhan barang tersebut terakhir kali dipenuhi pada akhir Juli 2009. Staff ini awalnya heran sendiri, lalu saya mengingatkan lagi saat barang itu datang dan disimpan dimana. Baru kemudian mengiyakan. Sebenarnya banyak pembelajaran yang saya petik dari kejadian ini. Namun ada dua pembelajaran yang menarik bagi saya dalam peristiwa ini. Yang pertama adalah bahwa seringkali kebenaran itu ada didepan mata kita namun kita masih belum menyadarinya . Dengan kebenaran yang ada malah kita melakukan kesalahan yang tak seharusnya. Demikian dalam hidup ini , kita dikelilingi kebenaran namun kita enggan untuk menggali dan memanfaatkannya untuk menuntu kita menjadi benar. Kebenaran yang sesungguhnya ada didepan mata jadi tersembunyi karena kita lalai menemukannya. Oleh sebab itu ketika ada yang menunjukan kepada kita, seharusnya dengan jiwa besar kita dapat menerimanya. Bukan dengan arogan dan sombong menolaknya untuk menutupi kesalahan kita. Yang kedua, bahwa ketika kebenaran hanya dibahas dengan kata-kata, sering timbul masalah jadi perdebatan yang membangkitkan masing-masing merasa benar tanpa penyelesaian yang baik. Yang ada juga justru semakin membuat kita bersalah dengan membesarkan keegoan kita masing-masing. Kebenaran bagaimanapun benarnya tetap tak ada gunanya apabila hanya jadi pembicaraan. Kebenaran akan menjadi benar apabila bisa dapat ditunjukan dalam perilaku kehidupan nyata. Kalau kebenaran hanya menjadi pembicaraan ia bukan kebenaran lagi. Jadi, tunjukanlah kebenaran itu dalam sikap hidup kita, itulah kebenaran yang tak bisa dibantah lagi. Semoga selalu ada kebenaran didalam diri kita semua untuk menjadi benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline