Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Menggendong Dalam Pikiran....

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Relakanlah dan lepaskan segala peristiwa yang ada dalam pikiran, tak perlu menggendongnya kemana-mana....kosongkan! Ketika ada dua orang biksu _ guru dan muridnya _ ingin menyeberangi sebuah sungai, mereka menemui seorang wanita yang juga ingin menyeberang . Tapi takut untuk menyeberang karena airnya sangat deras. Lalu sang guru menawarkan diri untuk menyeberangkan dengan cara menggendongnya. Si murid kebingungan, karena sebagai biksu mana boleh bersentuhan dengan wanita. Malah ini menggendongnya pula. Setelah sampai keseberang dan masing-masing melanjutkan perjalanan. Akhirnya sang murid memberanikan diri untuk mengingatkan gurunya. "Guru, sebagai seorang biksu mana boleh kita menggendong seorang wanita, masih muda dan sexy lagi. Itu kan terlarang dan haram! " "Hah. . . Kamu sampai sekarang masih menggendongnya, sedangkan saya sudah melepaskannya di seberang sungai tadi! " Sang guru dengan sedikit kaget berkata. Sang guru walau menggendong wanita itu dalam bentuk fisik , tapi dalam pikirannya hanya ada sebuah niat tulus yang ingin menolong, tapi sang murid yang tidak menggendong secara nyata, justru menggendongnya dalam pikiran yang disertai pikiran yang macam-macam. Sungguh liar dan berbahayanya pikiran itu. Sungguh indah, apabila pikiran itu dapat dijaga. Sungguh damai kalau pikiran itu dapat dikendalikan. Sungguh bahagia, saat pikiran sudah disucikan. Seringkali pikiranlah yang selalu menyesatkan perjalanan hidup kita. Karena kita tak kuasa untuk menolak ajakan pikiran-pikiran yang begitu nakalnya menggoda untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keinginan kita yang sesungguhnya. Tapi apa daya, ia begitu menjajah, sehingga kita bagai budak yang harus selalu mengikuti apa maunya. Dan itu diluar kesadaran kita, oleh sebab itu setelah melakukan perbuatan dan datang kesadaran, baru datang penyesalan. Berulang kali kita melakukannya. Banyak perbuatan buruk dan tak bermoral  yang kita lakukan hanya melalui pikiran saja sudah merupakan sebuah kesalahan, apalagi kalau sampai diwujudkan melalui perbuatan? Tetapi kita enjoy bahkan menikmatinya. Namun ada waktunya untuk timbul sebuah kesadaran, semua itu tak boleh terus terjadi sepanjang perjalanan hidup kita ini. Sungguh melelahkan tentunya, sepanjang hidup kita menggendong terus ' wanita' itu dalam pikiran. Oleh sebab itu harus kurelakan  untuk melepaskannya saat ini juga! Semoga jadi nyata....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline