Kata-kata memang hanya 'benda' mati. Tetapi setiap kata-kata bijak itu dapat menghidupi jiwa dan menjadi bernilai bagi kehidupan apabila kita memiliki hati untuk menyelaminya.
Kata-kata yang sebaik apa pun dan dikutip dari kitab suci terbaik sekalipun, bila tak menggunakan hati untuk meyelaminya dan mengolahnya dengan hati, maka tak ada nilai bagi kehidupan kita.
Bila setiap kata hanya menjadi bacaan semata, maka akan lenyap begitu saja seiring berlalunya waktu. Tetapi bila dibaca dengan pemahaman kepintaran, maka sekadar akan menjadi pengetahuan.
Sebab itu, bila pemahaman hanya dengan kepintaran tanpa menyelaminya dalam-dalam memakai akal budi, maka tak sedikit kata-kata yang baik dan benar bisa menyesatkan.
Hari ini saya ingin belajar menyelami kata-kata Konfusius yang masih saya ingat dan temukan dalam sebuah buku:
Apa perlakuan yang tidak ingin kamu terima dari orang lain, maka jangan lakukan itu....
Kalau tidak mau digigit, jangan menggigit. Kalau tidak mau diusik, jangan mengusik. Seperti itulah kira-kira kata-kata yang sering saya dengar.
Saya mengenal dengan baik seseorang yang suka bercanda dan meledek temannya. Lucunya ketika temannya balik mencandai atau meledeknya, ia malah jadi gampang tersinggung. Lantas marah-marah.
Suka mengkritik sana-sini berkenaan dengan hal yang tidak berkenan dengan hatinya. Herannya, giliran ada yang mengkritik hatinya dongkol setengah mati. Jelasnya tak senang perasaannya.
Kalau naik motor sukanya menyerobot dan menyalip. Ketika berhasil ada senyum kepuasan. Eh, giliran kendaraannya yang disalip, matanya jadi melotot.
Suka menertawakan dan meremehkan orang lain, tapi giliran dirinya yang ditertawakan dan diremehkan malah menganggap orang lain tak berperasaan.