Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Istilah

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suka menggunakan istilah ilmiah atau asing dalam berbicara atau menulis sebagai pamer agar terlihat pintar dan intelek? Iya, itulah saya dulu ketika menjadi pembicara di depan mimbar. Kenapa saya katakan sebagai pamer agar terlihat pintar dan intelek? Sebab pada dasarnya saya bukan orang pintar atau intelek. Cuma berusaha tampil untuk menyesuaikan keadaan.

Jadi bila ada yang suka berbicara atau menulis dengan menggunakan istilah asing dan ilmiah misalnya tentu tidak bisa dikatakan sebagai pamer kepintaran. Apalagi itu sudah sesuai dengan bidang ilmunya. Orang sudah dari sananya pintar buat apa pakai pamer lagi?

Sesuai Kebutuhan dan Bidangnya

Sebagai pembicara dulu terpaksa saya harus belajar supaya (tampak) lebih pintar dengan belajar istilah asing dan ilmiah populer. Karena ketika berbicara tak jarang yang ada di depan itu bos atau para mahasiswa/i. Kalau bahan bicaranya standar saja tentu akan membosankan. Ini cuma asumsi. Tidak seratus persen demikian tentunya.

Berusaha tampil pintar bisa juga dikatakan untuk menimbulkan keyakinan pada para pendengar, kalau yang berbicara itu berkompeten. Hal itu tentu akan membuat pendengar mau menyimak lebih lanjut lagi.

Jadi ketika sebagai pembicara dulu saya berusaha pintar cuma sekadar menyesuaikan keadaan. Bukan karena asli pintar. Bolehlah saya ini dikasih label memang sok pintar saja.

Berbeda dengan orang yang memang sudah ahli di bidangnya, sehingga ketika berbicara dengan sering memakai istilah asing atau ilmiah. Tentu ini tidak bisa dikatakan sebagai pamer. Dalam hal ini, mungkin kita yang perlu menyesuaikan sambil mengambil kesempatan itu untuk belajar. Lumayan buat menambah wawasan dan kepintaran.

Kembali ke Diri Sendiri

Ketika belajar menulis saya masih tergoda untuk sedikit memasukkan istilah ilmiah populer, karena kebetulan punya kamusnya. Tapi kemudian di persimpangan jalan untuk memilih gaya dalam menulis. Untuk hal ini sampai saya merasa perlu berdiskusi dengan beberapa kawan.

Sampai akhirnya memutuskan menulis dengan gaya apa adanya saya. Menulis dengan bahasa sederhana dengan pertimbangan agar siapa pun yang baca dapat memahami dengan muda. Apakah ini pilihan yang terbaik? Terbaik menurut saya, karena saya yang memahami diri saya sendiri. Tapi belum tentu terbaik menurut orang lain.

Bila ada orang lain yang memilih gaya menulis dengan banyak menggunakan istilah asing atau ilmiah pasti itu pun cara yang terbaik menurut dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline