Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Petunjuk

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada saat menghadapi masalah atau hal yang tidak bisa kita putuskan sendiri biasanya kita akan meminta petunjuk kepada Tuhan dalam doa. Begitu pula ketika kita harus mengambil keputusan penting, maka kepada Tuhan pula kita menghadapi sebagai Yang Paling Dipercaya yang akan memberikan Petunjuk - Nya.

Kemudian dengan percaya diri kita katakan bahwa apa yang kita lakukan atau keputusan yang telah kita ambil sebagai Petunjuk dari Tuhan. Benarkah demikian kebenarannya?

Kemauan Ego

Ada yang menarik dalam sinetron 'Para Pencari Tuhan' yang ditayangkan salah satu stasiun televisi nasional setiap bulan Ramadhan. Sebab sangat keseharian kisahnya. Membuat kita terhibur dan merenung.

Dalam salah satu bagian dikisahkan Pak Jalal yang sedang galau dengan keinginan Udin, hansip yang ingin mempersunting putrinya, Kalila. Tentu saja Pak Jalal tak sudi bermenantukan Udin yang hanya seorang hansip kampung. Mana tampangnya jelek dan menyebalkan serta selalu membuat Pak Jalal dongkol.

Untuk itu Pak Jalal meminta Petunjuk kepada Tuhan dalam doanya agar diberi tanda - tanda untuk jodoh putri tersayangnya. Dalam adegan tersebut sekilas tanda - tanda muncul, yakni tampang si Udin yang konyol dan mengesalkan bagi Pak Jalal.

Pak Jalal kaget setengah mati, seakan tak percaya. "Kenapa harus Udin, Tuhan," tanya Pak Jalal. Begitulah kemudian muncul sosok Udin ketika Pak Jalal sedang dalam hening. Lagi - lagi Pak Jalal tak percaya dengan petunjuk yang ada. Apa yang terjadi malah dianggap sebagai godaan.

Kita seringkali meminta Petunjuk kepada Tuhan, tetapi seringkali pula kita menolaknya sebab tak sesuai dengan kemauan ego kita. Apakah minta petunjuk kepada Tuhan hanya basa - basi?

Tak jarang demikian, ujung - ujungnya kita mengatasi masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan kemauan ego dengan mengabaikan Petunjuk Tuhan atau malah berganti memberi petunjuk pada Tuhan. Kurang ajar, kan?

Bertanya dan Menyalahkan Tuhan

Apa yang dilakukan sosok Pak Jalal, sekali lagi secara nyata menggambarkan diri kita. Saya kira memang ada maksud menyindir keadaan kita selama ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline