Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Momen

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam hidup kebahagiaan dan penderitaan datang silih berganti menghampiri. Janganlah untuk memilih dan membedakan dengan melekat pada keduanya. Nikmatilah setiap momen yang ada dengan hati apa adanya.

Setiap momen adalah indah adanya bila dapat engkau nikmati dengan hati yang indah pula. Nikmatilah, keindahan setiap momen, daripada hanya sekadar bergembira dan berkeluh-kesah. [Sang Guru]

Hidup adalah Bagian dari Suka dan Duka

Ada suka dan ada duka adalah keniscayaan hidup di dunia ini.Kita tidak dapat lari daripadanya. Sebab dunia ini memang diisi oleh unsur positif dan negatif. Ada waktunya siang dan ada masanya malam. Ada wanita dan ada pria. Ada panas dan dingin.

Setiap waktu yang kita lalui dalam hidup ini selalu penuh dengan momen. Suka dan duka selalu ada. Saat-saat penuh kegembiraan dan linangan air mata silih berganti. Ada saat damai ada waktu derita. Kita bisa menyikapi dengan tawa atau marah. Bersyukur atau mengeluh saja.

Yang paling utama adalah kita bisa melalui masa-masa yang ada dengan apa adanya. Suka dan duka akan berlalu dengan sendirinya. Tidak mungkin sepanjang waktu hidup akan selalu dalam suka atau sebaliknya.

Bila kita memahami hukum kebenaran ini, maka kita tidak akan terlalu melekat pada keduanya. Pada saat itu kita bisa menikmati hidup ini sebagai mana adanya. Suka ya suka. Duka ya duka.

Apakah adil bila kita hanya mau menerima setiap momen suka cita hidup ini dengan penuh syukur dan menolak setiap kedukaan yang ada dengan dada yang penuh sesak?

Apakah bukan lebih indah bila kita hidup dengan hati yang tulus ikhlas merangkul keduanya sebagai bagian dari momen kehidupan kita di dunia fana ini?

Dalam Setiap Momen Ada Keindahan

Apakah kita melupakan bahwa dalam setiap momen kehidupan yang kita lalui pasti ada pengajarannya untuk bekal kehidupan selanjutnya? Apakah terlalu suka, sehingga kita lupa ada saatnya datang duka? Apakah terlalu berduka, sehingga kita sibuk meratapi dan lupa bahwa kehidupan selalu berubah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline