Lihat ke Halaman Asli

Dukun Patah Tulang atau Pasang Pen di Dokter?

Diperbarui: 18 Oktober 2015   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="rontgen fraktur femur. dokpri"][/caption]Perihal patah tulang dan pendapat tentang hebatnya alternatif di kalangan masyarakat. Sejujurnya gue juga kurang tahu dan kadang berdecak kagum "bagaimana cara kerjanya sih?", sebelum nya gue klarifikasikan dulu terhadap mereka yang menganut paham "alternatif patah tulang" disini gue mencoba objektif, dan berusaha tidak menjatuhkan pihak manapun.

Kerap kali pandangan masyarakat kalangan awam lebih memilih alternatif patah tulang ketibang jalur medis, alasan yang mendasari yang sering saya temui adalah ketakutan mereka terhadap ruang operasi, apa yang harus ditakuti? C'mon kamu mau operasi bukan mau kemoterapi, ga ada yang menyakitkan dari ajang operasi ini, pre maupun pasca operasi.

Sedikit bagi pengalaman gue tentang berobat di alternatif patah tulang yang gue ga akan sebutkan dimana demi menjaga kredibilitas nama baik mereka dan menghindari pencemaran nama baik. 

Sebulan awal gue full tiduran dan gaboleh duduk untuk alasan apapun bahkan mau makan atau mandi gue harus tetap dalam posisi tertidur, gue diobati dengan kaki yang patah ditarik (bisa bayangkan bagaimana rasa sakitnya ya) kaki gue yang patah tidak ditarik 1 atau 2 kali tapi 3 ( karena gue membangkang duduk dan gips pernah gue buka), kaki di gips mulai dari pangkal paha sampai pergelangan kaki (jangan bayangkan bagaimana saya menikmati tidur), ternyata perjuangan selama 4bulan di alternatif gagal total dan gue disarankan pasang pen (lagian kenapa ga dari awal pasang pen? Gue ada masalah jadi ada gumpalan darah di otak jadi tidak bisa di bius karena pembuluh darah bisa pecah)

"Emang kamu di alternatif mana? Makanya di alternatif ini aja, disitu bagus banget, waktu itu ada yang remuk aja bisa sembuh, kalo di operasi itu di amputasi"

Lagi-lagi pernyataan ini butuh di klarifikasi, pertama tentang seberapa hebat alternatif kebanggan kalian, tapi masalahnya ada beberapa faktor yang melatar belakangi kamu berhasil dan yang lain tidak, misalnya letak dan tingkat keparahan patah tulang. Kedua perihal "tulang remuk akan di amputasi" kata siapa? Jangan main hakim sendiri dulu, pernah duduk langsung ketemu 4 mata sama orang yang berhasil berobat di alternatif setelah remuk dan dia di vonis amputasi di rumah sakit? Atau baru cuma "katanya" atau juga dia belum berobat ke rumah sakit dan memvonis dirinya sendiri kalo dirumah sakit bakal amputasi? Tulang remuk juga bisa operasi pasang pen, tapi tentu ini kasus yang tidak sederhana ketika ditangani melalui jalur medis.

"Kalo pasang pen mahal, belum ntar harus operasi lepas pen juga, kalau ada petir bergetar kalau kena dingin ngilu" ahhahaha lelucon ini sering kali membuat gue tergelitik untuk buru-buru memperbaiki mindset mereka. Pertama, soal biaya. alternatif murah? Karena saya pernah mencicipi getirnya dunia alternatif mari kita kalkulasikan, biaya berobat berapa? Biaya kontrol berapa? Biaya akomodasi dan transport berapa? Biaya hidup selama di alternatif berapa? Biaya mondar mandir kontrol berapa? Biaya tak terduga berapa? Itu saja belum cukup, selama sebulan kalian bakalan tiduran gabisa berbuat apa-apa selain menyerah pada takdir. Pasang pen? Seminggu pasang pen udah bisa jalan-jalan walau masih pakai tongkat pada intinya kamu tetap bisa mobilitas, jadi daripada ngeluarin biaya kamu justru bisa balik ke dunia pencarian nafkah biaya sebulan di alternatif luar biasa mahal dibanding seminggu di rumah sakit, biaya operasi nya loh yang mahal? Don't worry kan ada BPJS mulai dari operasi sampai pen semua di cover BPJS kecuali tongkat ketiak, biaya kontrol? Kan juga bisa pake BPJS, ribet? Emang yang sakit lo doang? Ada ratusan ribu orang Indonesia yang membutuhkan pelayanan medis, extra sabar aja. Dan kedua, soal "ada petir atau gangguan cuaca lain seperti panas dan dingin"? Bohong! Alhamdulillah sampai detik ini gue ga ada masalah sama petir, panas  dingin, berangin, berkabut, semua biasa aja.

Oya mari sedikit meditasi, bahwa alternatif ga memperhatikan kesehatan dan kebersihan lo, lo mau mandi kek mau kaga itu urusan lo, bahasa sederhananya sih gitu, padahal di poin ini gue mau sedikit aja menjabarkan bahwa di alternatif kesehatan lo tidak diperhatikan, gausah di jelasin lengkap lah ya perbedaan antara kesehatan dan higienis antara alternatif dan rumah sakit. Di alternatif karena sebulan tiduran, lo di tahan untuk dalam sebulan tidak buang air besar, apa itu sehat? Sepengetahuan gue dalam sebulan lo tidak buang sampah apalagi ini disimpan dalam perut tentu tidak sehat. Bagaimana dengan buang air kecil? Pake kateter? Aman pake kateter untuk waktu yang lama apalagi diluar pengawasan petugas medis? Inget! Itu menyambung langsung ke organ dalam loh. Pake pampers? Emang harga pampers dewasa ga mahal? Terus ke higienisan dalam membuang kotoran gimana? Nasib kalian cuma bergantung pada tissu pembersih dong?

Mau ga sih kalian memperbaiki suatu masalah yang bukan di lakukan oleh kalian? Itu lah yang dihadapi oleh dokter ortopedi atau lebih akrab disebut dokter bedah tulang, bukan mereka yang ngerusak ko mereka yang disuruh bertanggung jawab, kalo udah gini pantes ga sih mereka nolak pasien buangan alternatif? Ya pantes lah, menurut gue itu hak mereka.

Jadi ketika saudara, teman, keluarga atau kerabat kalian mengalami patah tulang dan memilih alternatif, coba sanggah dulu kemauan mereka, mereka yakin apapun yang terjadi nanti mereka sanggup menghadapinya? Kalau alternatif gagal bahkan busuk gimana? Mau ganti alternatif lain atau pindah jalur medis?  alternatif tidak akan bertanggung jawab atas kegagalan mereka loh, percuma juga uangnya di balikin  perjuangan kalian ga ada harganya! Kalau ke dokter, yakin dokternya mau nerima buangan alternatif?

Have a nice weekend!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline