Lihat ke Halaman Asli

4L4Y: Coba Kita Kaji Lagi...

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir sangat menarik untuk dikaji lebih jauh dalam sebuah penelitian tentang perilaku '4L4y' di kalangan muda (atau sok muda he...) serta identitas, nilai-nilai yang mereka anut serta lawannya, orang-orang yang mengaku 'anti alay' dan sangat takut dibilang '4L4y'.

Sumpah, tadinya saya nggak tau sama sekali alay tuh apa. Udah ketuaan dan nggak ada waktu ngurusin gituan pula. Mendingan saya ngurusin suami, sama sekalian ngurusin badan deh... Ha! Sampai seorang teman bertanya, "tau alay nggak sih?". Saya menggeleng. "Gw juga ngga tau, tapi kayaknya alay tuh yang norak-norak gitu deh. Yang kalo nulis gede kecil, susah dibaca...". Ooh... Yaya... saya mulai mencirikan beberapa orang yang saya kenal yang menulis seperti 'iTho3'. Hahahaha... Believe it or not, saya juga dulu, jaman muda begitu nulisnya. GeDe KeCiL... Enak aja, variatif. Haha... Saya lupa kapan tepatnya saya berhenti. Seinget saya, dulu, Papa, Mama, dan Om Tante saya protes dengan SMS yang GeDe KeCiL begitu sehingga agak irritating mungkin. Hehehe... Sampai sekarang pun kadang masih suka terbawa di tulisan tangan saya. GeDe KeCiL.

Penasaran saya googling tentang alay ini. Dan membacalah saya tentang ciri-ciri orang alay di banyak blog, entah siapa yang memulai. Saya tertawa, sekaligus sedih karena sangat diskriminatif. Sungguh, jika ada di antara pembaca notes saya yang pernah membuat kriteria itu, saya rasa anda telah berdosa, mengkotak-kotakkan orang seperti itu.

Orang yang disebut alay identik dengan orang 'norak' dari 'pinggiran', berambut 'gordyn' ala kangen band, (dan kenapa ya yang terbayang di saya saat baca itu kok mereka yang hobi nonton acara2 musik pagi-pagi, gegayaan, jojogetan, jejeritan di kamera, jejepretin artis-artis...). Bahkan dalam sebuah blog disebutkan 'anak-anak madrasah'. Damn! Norak banget dy, temen2 sy yang anak madrasah pinter-pinter dan menjadi sarjana dari berbagai universitas negeri di Indonesia lho!

Yang lebih lucu, seorang ABG dalam blognya menyebutkan ciri-ciri orang alay itu 'hobi make jaket / SWITER padahal nggak dingin', di poin lain dia mengatakan bahwa anak alay itu 'sok sok bahasa inggris tapi nggak ngerti'. HAHA... anak itu mungkin secara tidak sengaja telah menjadi 4L4y... Di blog itu saya komen. Tapi saya yakin sih nggak akan ditampilin. Iseng aja pengen komen. Saya komen begini,

"yakin lw bukan alay? Lain kali klw mo nulis bahasa Inggris belajar dulu yang bener. Sweater itu bacanya sweater bukan switer. Gula kaleee switer... "

yah semacam itulah, saya juga udah lupa... Lucu aja! Dy bilang alay itu seperti itu. Tapi dy sendiri ngga ngerti ejaan bahasa Inggris yang disempurnakan (?!) tapi sok sok mengindonesiakan bahasa Inggris. Salah lagi.

Oia, di blog FS seorang ABG tentang ciri-ciri alay, seseorang juga berkomentar begini,

"hahahahah, fortunatelly gw ga masuk di kriteria yg lw tulis diatas. i’m proud of being myself.
untung di SMA gw (sma gw dulu) adalah sma swasta yg bagus. bukan sekolah DIGIT yg isinya orang2 norak + senioritas. wkwkwkkwkwkwk. piss!
thx infonya. btw, tambahin tuh. orang alay = ke sekolah aja dandan kek badut + suka genjet adek kelas. dan untuk yg kuliahan, orang alay itu orang yg suaranya toa alias brisik. "

Tersinggung dong daku. maksudnya sekolah digit apa ya? Sekolah negeri? Anak ini entah dy hidup di antah berantah mana dan jadi apa sekarang. Tapi sy juga dulu di sekolah negeri, one of the best in Indonesia. Anak-anaknya mungkin nggak borju kaya sekolah swasta, nggak hobi jalan-jalan ke mall, nggak ngerti ngebedain Guess asli dengan Guess-per; tapi mereka anak baik, belajar dengan sangat rajin, dapet beasiswa dan PMDK di universitas negeri terbaik di Indonesia, nggak nyusahin orang tua dengan tuntutan gadget2 terbaru... Sekolah 'digit', klw benar itu refers to sekolah negeri, mungkin memang bukan anak-anak yang dianterjemput mobil; atau diperhitungkan dalam jagat socialite Ibukota, tapi setidaknya mereka tidak mendiskriminasikan manusia. Lagian, sekolah 'digit' hari gini juga isinya anak-anak elite juga kok.

Emang sih, kadang terasa irritating menemukan orang yang menulis 'dengan susah payah' seperti orang-orang yang disebut alay. Atau melihat rambut gordyn yang nutupin separo mata. Kalo gondrong kaya Kenshin Himura... hehe... Atau melihat sekumpulan bocah super begeng naik di atas kereta atau di Kopaja dalam rangka mendukung tim sepakbola tertentu...yahh... hal-hal yang kadang menggelitik saya untuk berkomentar," emaknya kemana ya?" atau "emangnya keren ya kaya gitu?". Orang dekat saya malah berkomentar pahit, "bocah-bocah nggak guna..." Tapi saya berusaha untuk melihat diri saya saat SMP-SMA-Kuliah dulu... Mungkin dalam beberapa hal saya juga sangat irritating bagi orang lain. Tapi namanya juga ABG. Pengen show off, pengen mencari diri sendiri dan kerena itu bergabung di kelompok tertentu untuk mencari kesamaan, mencari identitas diri... Saya juga dulu punya geng yang klw diinget-inget namanya norak banget. Haha...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline