Di era digital yang semakin maju, hampir semua aspek kehidupan kini bergantung pada teknologi. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia masih tergolong "gaptek" atau gagap teknologi, sehingga kecepatan perubahan ini bisa terasa membingungkan dan menakutkan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merilis indeks masyarakat digital (IMD) 2022. Dari data ini, mayoritas wilayah Indonesia diketahui masih gagap teknologi (gaptek). Masyarakat yang tidak terbiasa dengan perangkat digital atau internet sering kali terisolasi, merasa kesulitan dalam mengakses informasi penting, dan bahkan ketinggalan dalam berbagai peluang ekonomi maupun sosial. Inilah mengapa literasi digital menjadi kebutuhan mendasar, bukan hanya bagi mereka yang sudah melek teknologi, tetapi juga bagi kelompok yang belum terbiasa menggunakannya.
Literasi digital bukan hanya soal bagaimana menggunakan perangkat, tetapi merujuk pada kemampuan untuk menggunakan teknologi secara efektif dan aman. Ini meliputi keterampilan dasar dalam mengoperasikan perangkat digital seperti komputer, smartphone, serta pemahaman tentang cara mengakses dan memanfaatkan informasi di internet. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan teknologi untuk memperoleh manfaat positif, seperti mengakses informasi yang akurat, berinteraksi dengan orang lain secara produktif, atau mengoptimalkan kehidupan sehari-hari. Bagi masyarakat gaptek, tantangan terbesar adalah kurangnya pengetahuan dasar tentang penggunaan teknologi, ketakutan terhadap risiko keamanan siber, serta keterbatasan akses terhadap perangkat dan internet yang memadai. Tanpa keterampilan ini, mereka tidak hanya kesulitan beradaptasi, tetapi juga terancam tertinggal dari kemajuan zaman yang semakin berbasis digital.
Pentingnya pendidikan literasi digital di kalangan masyarakat gaptek tidak bisa dipandang sebelah mata. Literasi digital memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi, membuka peluang untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital, serta meningkatkan kemampuan individu untuk menjaga keamanan data pribadi mereka. Literasi digital juga mengajarkan cara melindungi data pribadi dan menghindari penipuan digital seperti scam online yang sering terjadi belakangan ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dari 2017 hingga 2024 terdapat 405.000 pengaduan penipuan transaksi online. Sebanyak 13,1% penipuan terjadi di sektor e-commerce pada 2023.
Keterbatasan literasi digital pada masyarakat juga menyebabkan mudahnya berita bohong atau hoax beredar dan meresahkan. Masyarakat yang teredukasi dengan baik akan lebih waspada terhadap risiko yang ada di dunia maya dan dapat menghindari masalah yang bisa merugikan mereka. Selain itu, keterampilan digital juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup, seperti mempermudah akses ke layanan publik, pendidikan, dan kesehatan. Dengan meningkatkan literasi digital, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga bisa terlibat dalam pemanfaatan teknologi untuk menciptakan peluang baru, baik dalam bentuk usaha, pekerjaan, atau hubungan sosial.
Oleh sebab itu, langkah-langkah konkret harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan digital ini. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menyediakan pelatihan literasi digital yang mudah diakses oleh masyarakat gaptek. Pelatihan ini bisa dimulai dengan program dasar yang mengajarkan cara menggunakan perangkat hingga memahami risiko-risiko di dunia maya. Selain itu, peningkatan infrastruktur internet di daerah-daerah terpencil sangat penting agar akses teknologi dapat merata dan masyarakat di daerah tersebut tidak tertinggal. Kolaborasi antara berbagai pihak ini akan menciptakan ekosistem digital yang inklusif, di mana semua orang, tanpa terkecuali, dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi.
Dengan literasi digital yang baik, masyarakat yang gaptek dapat berkembang dan beradaptasi dengan dunia digital yang semakin tak terkendali. Dengan demikian, peredaran berita bohong atau hoax tidak lagi menjadi isu yang meresahkan. Ke depan, kita harus memastikan setiap individu mampu mengakses dan memanfaatkan teknologi dengan bijak dan aman, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam kehidupan modern yang semakin berbasis digital. Literasi digital bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat untuk hidup lebih produktif dan aman di dunia yang penuh dengan peluang dan tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H