Kalau sedang berada di atas pesawat, apa yang biasa anda pikirkan? KeSATRIAan langitkah?, kelembutan awan? Atau merenung atas keagunganNYA? Macam-macam pastinya-lah ya? Kalau saya, yang kepikiran pasti KESELAMATAN,hehehe. Ohhh yeeeesss,,, terkadang ada juga yang memikirkan how hensem en byutiful pilot & pramugarinya,hahahaha *not me loh yaaaa*
Zaman masih cilik dulu, banyak teman saya yang kalau ditanya tentang cita-cita jawabannya ada 3. Pilot, dokter dan pramugari. Pilot yang kelihatan gagah saat mengemudikan pesawat, dokter yang bisa ngobatin orang sakit dan pramugari yang memberi pelayanan di atas pesawat. Mmm,,, wait, tapi kalau saya Tanya teman saya yang punya cita-cita jadi pramugari, kenapa pengen jadi pramugari, jawabannya simple, KARENA SAYA CANTIK. Gubraaksssss…
Pilot,dokter dan pramugari bagi saya adalah profesi yang beresiko. Salah sedikit, nyawa taruhannya.
Pilot, ibarat sopir kalau di darat yang mengantar penumpang hingga mencapai tujuan. Lahannya di udara. Menghadapi langit yang terkadang ramah juga bisa jadi murka, apalagi ditambah cuaca yang galau, sejam cerah, 5 menit kemudian hujan deras. Profesi yang menuntut keprofesionalan dan mengesampingkan urusan pribadi. Olehnya itu, pilot ga boleh sakit jantung, hipertensi juga epilepsy. Dan yang paling penting, ga boleh galau
. Terkadang, jika langit sedang ngambek dan menyebabkan tubelensi (bener ga sih ini tulisannya?) terus keadaan dalam pesawat menegangkan, yang disalahkan adalah pilotnya. Ga becus wae bawa pesawat (hellooowwww… ini pesawat loh yaaa dan bukannya bajaj
), ditambah dengan miska (miss communication)nya penumpang dengan pilot, maka tambah jadi deh penumpang pada ngoceh. Eh ya, tapi biasa juga pramugari yang menyampaikan ding,hehehe. Kalau lagi nunggu pesawat yang diley, saya biasa mikir, kalau pilotnya lagi patah hati gimana ya? Atau lagi ada masalah besar yang menimpa hidupnya? Tetapi mereka harus berjuang mempertahankan 300 nyawa penumpang (misalnya segitu banyak penumpangnya). How strong gitu loh mereka lalui? Pasti membutuhkan keseimbangan batin banget.nget.nget.nget.
Disuatu masa lalu yang kelam (uhuuuuuy, untungnya ga pake lolongan anjing segala), saya pernah gondokan ama pihak penerbangan, terutama pilotnya. Jarak antara Makassar-Kendari emang Cuma 45 menit, tapi saat itu bagi saya kayak 3 jam. Bagaimana tidak? Ga ada pengumuman kalau cuaca lagi buruk, guncangan hebat, penumpang yang lain udah pada nyebut. Saat itu suasana bener-bener dagh, berasa sedang terhadang pesawat malaikat maut. Tiba-tiba selang oksigen turun, tekanan dalam pesawat mendadak aneh dan terjadi penurunan secara mendadak. Saat itu yang saya pikirkan hanya satu. KELAMNYA NERAKA.
Bener-bener daghhh.
Tapi setelah mengetahui kerja keras pilot sebagai supir angkutan udara, saya ancungin 4 jempol dagh!!
Bravooo untuk para pilot Indonesia. Kalau saya yang jadi pilot, pasti lalulintas udara kacau-balau,hihihi. Belom galaunya, belom paniknya, ditambah saya punya penyakit jantung bawaan, bisa di demo besar-besaran kalau saya jadi pilot,hahaha. Yang Maha Agung emang tau banget hambaNYA ^^
****
Dokter. Kalau kata babeh, zaman sekarang agak susah menemukan dokter yang bener-bener dokter. Dokter yang memang mengemban amanah dan merealisasikan sumpah yang mereka ucapkan. Terkadang, dia memaksakan takdir. Sebenarnya dia bakatnya dibidang lain, hanya karena ego jiwa *hatsaah* maka masuklah ia di kedokteran dengan cara apapun juga. Halal ataupun haram caranya. Sehingga profesinya itu ga diberkati tuhan. Yang para dokter jangan tersinggung loh ya. Disisi lain kalau kata saya, dokter itu merupakan asisten tuhan. Why? Karena dengan tangan mereka manusia bisa sembuh. Eits, tapi ingat Yang Maha Dokter ada di Atas sana (woooooi, ga usah nengok langit-langit, cukup di imani saja
. Walau kata dokter itu rivalnya kesmas *echm
*, tapi sebenarnya dokter itu sahabatan kesmas juga. Bingung ya? Dokter sifatnya kuratif a.k.a pengobatan. Kalau kesmas sifatnya preventif a.k.a pencegahan. Kalau misalnya, pencegahan penyakit berhasil dilakukan oleh kesmas, maka lahan dokter akan menipis, kagak ada pasien yang sakit lagi,hehehe.. itu kalau dipandang dari sisi keRIVALannya. Orang kesmas butuh dokter begitu juga sebaliknya karena profesi tersebut sama-sama bernaung dalam atap “kesehatan”. Kalau sama-sama saling merangkul, maka amanlah dunia dari sakit dan hal-hal yang terkait dengan malpraktek. Gotcaaaaa
Sama halnya dengan pilot, dokter ga boleh galau. Kalau galau nulis resepnya jadi kebalik. Yang pasien mata dikasih obat panu atau sebaliknya. Dan karena dokter juga, saya tau, bagaimana rasanya dicintai
sekaligus dihianati
(woooooi, dilarang curcol),wakakakakakakaak
****
Pramugari. Well, saya akui, pramugari cantik-cantik,hahahaha. Profesi ini lahan kerjanya sama kayak pilot. Sama-sama berhadapan dengan langit. Melayani para customer dengan segenap jiwa. Ga peduli mereka lagi terlilit masalah, mereka harus tetap tersenyum di langit sana. Kalau di langit sono, pramugari harus serba bisa. Kalau ada penumpang yang mengalami kesulitan atau tidak nyaman dengan kesehatannya, mendadak mereka bisa berubah menjadi dokter dan memeriksa penumpang. Keren daghh. Mmm,,, bagi saya, pramugari seorang psikolog udara. Utamanya bagi saya. Selain phobia sama cowok cakep *ngengok* saya juga phobia ama ketinggian, apa pengaruh trauma ya? Entahlah, yang jelasnya, kalau sudah ada kilatan masa lalu yang masuk ke dalam memori saya dan ketangkap ama pramugarinya, serta-merta mereka menenangkan saya. Yang ujung-ujung pasti ada kata “tenanglah terbang bersama kami,bla,bla,bla” sambil tersenyum. Padahal saya tahu, hati mereka super gondokan ama saya,hihihihi.. Oh yaaa,, tapi ada beberapa maskapai penerbangan Indonesia yang pramugarinya kelewat minim deh pakaiannya. Ampe menimbulkan getaran dihati pria *halah*. Iyyya, yang punya istri ada obat penenangnya, lah kalau yang masih bujang, kasihan bener dagh,heuheuheu
***
Tulisan ini terinspirasi dari kejadian pagi tadi saat mengantar mamih di bandara Haluoleo Kendari. Dimana saya dipertemukan dengan pilot sebuah maskapai penerbangan nasional, dokter kenalanannya babeh juga pramugari yang merupakan istri dari pilot tersebut. Dan mengalirlah kisah mereka tentang profesi mereka yang mengerikan,hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H