Mata pisau itu memata-mataiku
berkilat-kilat,
berjingkat-jingkat,
berputar mengikuti alur hidup
ada yang ia tunggu............
dan,
ketika sejenak saja sayap-sayap pelindungku terbuka...
ia menerobos masuk, meluncur cepat,
menusuk tepat di jantungku!
...............
aku tercabik,
luruh...
jatuh...
terbenam dalam keruh......
( tepi sungai siak, 16 Maret 2010 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H