Penyerang subur Atletico Madrid ini terlihat sulit beradaptasi dengan gaya bermain gelandang veteran Spanyol seperti Iniesta, dkk. Diego Costa juga terlihat tidak nyaman karena penonton Brasil yang terus menyorakinya, seakan Costa seperti boneka Vudu bagi Spanyol, ya Boneka Vudu dikenal sebagai boneka santet atau digunakan untuk mencelakai orang lain. Faktanya, ejekan "hhhuuuuu" terus diteriakkan penonton Brasil setiap kali Costa menerima dan membawa bola.
Terlalu dini memang kalau mengambinghitamkan Diego Costa sebagai pemain gagal bagi Spanyol, tapi kalau keberadaan Diego Costa saja tak diterima oleh masyarakat Brasil, tentu ini juga membuat permainan Spanyol menjadi hilang kekuatannya, tidak seperti mereka ketika menjuarai Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 lalu. Alhasil dalam dua pertandingan mereka hanya mengemas satu gol itu pun tercipta dari titik penalti. Sorakan tersebut, selain tidak nyaman bagi pendukung Spanyol tentu tidak nyaman juga untuk permainan Spanyol di lapangan. Sungguh buruk memang bagi negara kuat dengan kapasitas pemain-pemain terbaik kelas wahid Eropa harus menelan fakta kebobolan tujuh gol dan hanya memasukkan satu gol hanya dalam dua pertandingan.
Sama-sama kita lihat debut Diego Costa di Piala Dunia 2014 bersama tim nasional Spanyol, sejak menit awal bermain lawan Belanda tidak dilalui secara mudah. Ketika menonton pertandingan besar kala itu, Diego Costa selalu mendapat sorakan dari penonton Brasil setiap kali memegang bola. Bukan rasisme atau SARA, namun bentuk kekecewaan masyarakat Brasil di mana Costa memilih Spanyol sebagai pengabdiannya di Piala Dunia.
Tidak hanya menonton pertandingan melawan Belanda, demikian pula ketika melawan cili Diego Costa terus mendapat cemooh. Alhasil ini mengutungkan tim lawan membuat kubu Spanyol harus melawan mental sorakan dari penonton, yaitu pula yang membuat Diego Costa seakan hilang naluri mencetak golnya, lihat saja Costa lebih banyak terdampar di daerah Cili di antara tiga bek tengah tangguh negara Amerika selatan itu.
Sebuah Sumber menyebutkan Diego Costa lahir dan besar di Brasil. Sejak usia 16 tahun Costa merantau ke Portugal untuk menekuni sepak bola. Sepanjang karier profesionalnya, Costa tidak pernah bermain di Brasil. Costa sempat membela tim nasional Brasil pada 5 Maret 2013 saat menghadapi Italia pada pertandingan persahabatan. Pada September tahun itu juga federasi sepak bola Spanyol meminta izin kepada FIFA untuk menaturalisasi Costa. Costa sendiri kemudian menyatakan keinginannya membela tim nasional Spanyol. Pria 25 tahun itu kemudian mengirim surat kepada federasi sepak bola Brasil untuk menyampaikan keinginannya.
Dikutip dari sumber berbeda di laga melawan Belanda, Spanyol kebobolan lima gol (atau lebih) untuk kali pertama di ajang internasional sejak dihancurkan Skotlandia 6-2 pada Juni 1963 selain itu Skor 5-1 Spanyol dari Belanda merupakan kekalahan dengan margin tertinggi oleh juara bertahan sepanjang sejarah Piala Dunia (empat gol). Kekalahan telak sebelumnya dipegang Brasil yang takluk 3-0 dari Prancis pada 1998 dan Jerman Barat menyerah 6-3 dari Prancis pada 1958. Sebelumnya Spanyol memenangkan pertandingan di dua pertemuan kontra Cili di Piala Dunia: pada 1950 (2-0) dan 2010 (1-0). Laga 1950 dihelat di Maracana, tempat yang menjadi pertarungan yang sama pada ahad lalu dan Spanyol pun menjadi juara bertahan kelima yang tersingkir di babak grup atau putaran pertama seperti Italia tahun 1950 Brasil tahun 1966 Prancis tahun 2002 Italia tahun 2010.
Saya Charlie Ady Prasetyo Salam Ngantuk untuk Semangat Piala Dunia 2014
sumber gbr : independent.co.uk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H