Lihat ke Halaman Asli

Bekali Diri Dengan Ilmu Sebelum Mencari Rezeki

Diperbarui: 31 Agustus 2015   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                   [caption caption="Sumber Gbr : myfitriblog.wordpress.com"][/caption]

Cukuplah ilmu itu menjadi keutamaan bagi seseorang begitu kata Imam Syafi’i. Ilmu amatlah penting termasuk dalam menjemput rezeki impian kita. Beliau pun pernah berpetuah : “Barang siapa yang menginginkan keuntungan di dunia maka hendaklah ia berilmu dan barang siapa yang menginginkan keuntungan di akhirat hendaklah ia juga berilmu”. Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu yang hakiki adalah yang terefleksikan dalam kehidupannya, bukannya yang bertengger di kepala.

Imam Bukhari, di awal-awal kitab shahihnya, beliau membawakan bab, “Al ‘ilmu qoblal qouli wal ‘amali (ilmu sebelum berkata dan berbuat).” Setelah itu beliau membawakan firman Allah Ta’ala, فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). Lalu Imam Bukhari mengatakan, “Dalam ayat ini, Allah memerintahkan memulai dengan ilmu sebelum amalan.

Di antara dalil yang menunjukkan pentingnya berilmu sebelum bertindak adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di pagi harinya yang selalu meminta pada Allah ilmu yang bermanfaat terlebih dahulu, setelah itu barulah beliau meminta rizki yang halal dan amalan yang diterima.

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقُولُ إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حِينَ يُسَلِّمُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Dari Ummu Salamah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a setelah shalat Shubuh seusai salam, “Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa (Ya Allah, aku meminta pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima)”. (HR. Ibnu Majah no. 925. Al Hafizh Abu Thohir dan Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).

Umar bin al-Khottob radhiyallahu ‘anhu juga berkata : لَا يَبِعْ فِي سُوقِنَا إِلَّا مَنْ قَدْ تَفَقَّهَ فِي الدِّينِ “Janganlah berjualan di pasar kami orang yang belum paham tentang ilmu agama” (riwayat atTirmidzi)

Allah Sang Pemilik Kehidupan menciptakan manusia disertai dengan Rezekinya. Rezeki sudah ada sejak manusia tersebut lahir ke dunia. Allah memerintahkan manusia untuk mencari rezeki, karena rezeki itu sudah ditebar dan diatur-Nya sedemikian rupa. Yang dibutuhkan manusia adalah ilmunya, bagaimana untuk menjemput rezeki yang telah disediakan oleh Sang Maha Pencipta tersebut. Dalam menjemput rezeki dibutuhkan keuletan dan kesabaran. Namun sebagian manusia ada yang tidak sabar dalam meraih rezeki tersebut. Mereka mencari kekayaan dan kesuksesan dengan cara-cara yang Sesat. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal demikian.

Disarikan dari Nasehat imam Syafi’i Tentang Rezeki & Meneladani Salaf Dalam Menjemput Rezeki yang diedit seperlunya untuk kepentingan penulis

 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline