Rhoma Irama ‘memainkan irama’ yang oleh sebagian orang tidak semerdu irama dangdut yang biasa dimainkannya. Ayahanda dari Ridho Rhoma itu mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia 2014. Tentu ada yang senang - ada yang benci, ada yang mendukung - ada yang menolak, ada yang memuji - ada yang mencaci, dst-nya. Yah itulah dunia dualitas. Apapun pilihan sikap yang anda ambil sepenuhnya adalah hak anda.
Sebagian orang mungkin bertanya-tanya apa sebenarnya yang dicari oleh si Raja Dangdut tersebut. Sensasikah, popularitaskah, kekuasaankah, atau ambisi semata. Ah apapun yang dicarinya sepenuhnya adalah urusan dia. Urusan kita adalah bagaimana hidup kita bisa jadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Terkadang terlalu banyak waktu yang kita habiskan untuk mengurusi hidup orang lain sampai-sampai lupa untuk mengurusi dan mengembangkan hidup kita sendiri.
[caption id="attachment_219549" align="aligncenter" width="451" caption="Manusia makhluk pencari kebenaran, sumber foto: godefence.cpms.osd.mil"][/caption]
Manusia memang selalu mencari. Sudah dapat ini, mencari itu dan begitu seterusnya tak habis-habisnya. Apa sih yang selalu di cari oleh makhluk yang bernama manusia. Secara materi mungkin jawabannya beragam. Drs. H. Moegianto dalam bukunya Pengantar Mengenal Tuhan mengatakan ; manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia adalah makhluk yang berakal. Dengan akalnya manusia berpikir. Berpikir = bertanya, baik kepada orang lain maupun dirinya sendiri. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan, alam dan manusia artinya mencari kebenaran tentang Tuhan, alam dan manusia. So kalau begitu dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk pencari kebenaran.
Dalam mencari kebenaran ada tiga cara manusia untuk menemukannya:
Pertama: Dengan Ilmu Pengetahuan
Kedua: Dengan filsafat
Ketiga: Dengan Agama
Ketiga cara itu mempunyai titik persamaan, titik perbedaan dan titik singgung satu sama lain.
[caption id="attachment_219550" align="aligncenter" width="492" caption="Cara manusia menemukan kebenaran, sumber foto: onproduckmanagement.net"]
[/caption]
Ilmu Pengetahuan adalah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal ikhwal yang diselidikinya sejauh yang dijangkau pemikiran manusia yang dibantu penginderaannya, yang kebenarannnya diuji secara empiris, riset dan eksperimen.
Filsafat ialah ilmu yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah tersebut diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
Secara singkat filsafat dapat dirumuskan sebagai berikut: Filsafat ialah kebijaksanaan/hikmah menggunakan akal/pikiran untuk mengetahui kebenaran yang azasi.
Agama pada umumnya adalah:
(a)Satu sistem kredo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak diluar manusia
(b)Satu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu
(c)Satu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam, sesuai & sejalan dengan tata keimanan, tata peribadatan dan tata kaidah tadi.
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran posotif (berlaku s/d saat ini). Kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif (dengan tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset dan eksperimental.
Baik kebenaran ilmu pengetahuan ataupun kebenaran filsafat, kedua-duanya bersifat relatif atau nisbi. Sementara kebenaran Agama bersifat mutlak alias absolut. Karena Agama adalah wahyu yang diturunkan oleh Dzat yang Maha Besar, Maha Mutlak dan Maha Sempurna.
So semoga kita dituntun-Nya kepada sebaik-baik jalan dalam mencari dan menemukan berbagai macam kebenaran dalam dunia dualitas ini !!
Terima kasih__salam bijak palsu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H