Lihat ke Halaman Asli

Jadi Orang Biasa Itu Hebat & Ditakuti!?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak dari kita yang berlomba-lomba mengejar predikat luar biasa. Baik melalui jalan-jalan kekayaan, kepopuleran, kecantikan, kekuasaan dsb-nya. Tidak ada yang salah karena memang hidup adalah serangkaian pilihan-pilihan dan benar salah itu relatif. Dalam pencariaan keluarbiasaan ini kita bisa mendapatkannya bisa pula mendapatkan kebalikannya. Bisa luar biasa kaya bisa pula luar biasa miskin, bisa luar biasa populer bisa pula sebaliknya, bisa luar biasa cantik bisa pula luar biasa jelek, bisa luar biasa berkuasa bisa pula sangat tidak berkuasa.

Semua perburuan dalam mencari keluarbiasaan tersebut hanyalah untuk kepentingan pemuasan hawa nafsu. Kepentingan kepuasan badan. Untuk tahap awal dalam proses pertumbuhan manusia mungkin tidak masalah sepanjang kita memiliki kesadaran untuk terus bertumbuh. Tapi biasanya kebanyakan manusia tergoda untuk lebih, lebih dan lebih lagi!! Sehingga pada akhirnya yang luar biasa kaya dibalik menjadi luar biasa miskin. Yang tadinya luar biasa berkuasa dibuat sama sekali tidak punya kekuatan.

Hidup perlu keseimbangan, jika tidak berusaha menyeimbangkan maka biasanya kehidupanlah yang akan menyeimbangkan kita. Dan biasanya ini pahit. Memuaskan hawa nafsu dan kepuasan badan boleh-boleh saja selama kita juga tidak melupakan untuk membersihkan dan memberi vitamin kepada jiwa. Kita tidak bisa hidup hanya untuk badan. Kalau kita hidup hanya untuk badan maka tidak tertutup kemungkinan ada yang bertanya apa bedanya dengan binatang.

Ibarat senar-senar gitar, jiwa manusia juga perlu disetel. Dan didalam menyetel ini kembali diperlukan keseimbangan, terlalu keras bisa putus terlalu kendor tidak menghasilkan bunyi. Dalam realitas kehidupan terlalu sedih membuat langkah kita demikian beratnya sehingga tak jarang kita melupakan hal-hal lainnya. Demikian pula jika terlalu gembira membuat kita lupa diri, ego dan datang kesombongan. Terlalu miskin juga membuat jiwa mudah tergelincir. Sama halnya dengan terlalu kaya, terlalu emosi, terlalu serakah dan lain sebagainya.

Bagi yang belum puas dalam mengejar keluarbiasaan silahkan habiskan sebahagian besar waktu dan tenaga anda untuk menggapai dan meraihnya. Namun jangan lupakan untuk tetap memberi vitamin kepada jiwa. Dan untuk sahabat yang sudah mulai lelah dalam memuaskan hawa nafsu dan keinginan badan yang tidak ada habisnya itu menjadi biasa adalah tawaran yang sepertinya sulit ditolak. Jadi pejabat jadilah pejabat biasa, jadi pengusaha jadilah pengusaha biasa, jadi penari jadilah penari biasa. Ada yang menganggap biasa berarti kesederhanaan. Apapun sebutannya menjadi orang biasa, biasanya jauh lebih lama dan lebih kekal.

Orang biasa itu sesungguhnya orang hebat bahkan ditakuti banyak sekali orang. Karena untuk menjadi orang biasa kita harus rela menyikat kotoran-kotoran ego yang masih menempel. Ini tidak mudah! Dan biasanya ditakuti oleh sebahagian besar manusia.

Biasa aja kalee...!?___________________________________Salam Bijak Palsu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline