[caption id="attachment_171636" align="aligncenter" width="382" caption="Deng Xiaoping,Sumber:www.topfoto.co.uk"][/caption]
AWAS !! Ini khusus untuk para perokok sejati. Yang sudah berhenti merokok jangan sekali-kali membaca tulisan ini. BERBAHAYA !! Sekali lagi tulisan ini tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak merokok atau sudah berhenti merokok. Dan untuk anda semua yang tidak merokok atau sudah berhenti lanjutkan kebiasaan baik itu, semoga kesehatan selalu menyertai hidup anda.
Menurut penelitian medis merokok dapat merugikan kesehatan. Banyak sekali zat berbahaya yang terkandung dalam sebatang rokok, dari mulai nicotine, methanol sampai polonium. Ketika merokok kita memasukkan berbagai racun berbahaya kedalam tubuh kita yang dapat memicu menjangkitnya kanker dan penyakit kronis lainnya. Menurut sebuah sumber, didunia setiap tahunnya ditemukan 2,2 juta kematian akibat penyakit paru obsrtuksi kronis. Penyakit ini didapat dari kebiasaan merokok selama bertahun-tahun. Zat kandungan rokok lainnya juga diketahui mempunyai efek yang berbahaya bagi tulang dan kulit. Pokoknya secara medis merokok berbahaya deh, sudah tidak diragukan lagi. Secara medis bahaya!!
Lalu bagaimana secara keyakinan???
Nah ini yang mau saya bahas dalam tulisan ini.
Sebahagian besar keyakinan datangnya dari pikiran. Dan menurut para ahli, pakar pengembangan diri, motivator, trainer dan pembicara publik lainnya bahwa banyak hal bisa diciptakan oleh pikiran kita. Apakah anda setuju dengan pendapat ini? Kalau ya, anda bisa melanjutkan baca tulisan ini. Kalau tidak tutup saja atau berhenti membaca tulisan ini.
[caption id="attachment_171644" align="aligncenter" width="300" caption="Fidel Castro. Sumber:cubancigarsindonesia.com"]
[/caption]
Benda-benda yang ada sekarang dari mulai handphone, laptop, tablet pc, mobil, pesawat supersonik, kapal selam sampai senjata nuklir bisa ada karena ada seorang atau sekelompok orang yang berpikir tentang benda itu, maka benda itu ada. Walkman bisa ada karena Akio Morita [Pemilik Sony Coorporation] memerintahkan anak buahnya untuk berpikir dan menciptakan benda tersebut. Begitu juga dengan hal-hal yang terjadi pada anda yang tidak tampak secara kasat mata wujudnya tetapi bisa anda rasakan keberadaannya. Seperti kesedihan, kegagalan, ketakutan, ketidakpercayadirian, keberhasilan, kebahagian, kesenangan dsb. Itu semua berasal dari pikiran anda bukan dari mana-mana.
Tuhan Sang Pemilik Kehidupan memberikan kebebasan kepada kita untuk menentukan berbagai pilihan dalam hidup. Termasuk kebebasan berpikir dan mencipta, tentunya dengan ijin-Nya. Ia berjanji akan ikut prasangka hamba-Nya. Semua mungkin sudah tahu bahwa jika fokus pikiran kita tertuju pada kesedihan maka itu sama dengan kita memanggil kesedihan masuk kedalam hidup kita. Begitu pula sebaliknya dengan kebahagiaan. Jika anda memilih bahagia dengan apa yang anda miliki saat ini maka mudah-mudahan anda akan diberi-Nya benar-benar bahagia. Walaupun menurut kalkulasi rasional banyak orang [umum] sulit buat anda bahagia dengan apa yang anda miliki saat ini. Itulah dahsyatnya pikiran. Ia bisa menghebatkan kita secara luar biasa sekaligus melemahkan kita selemah-lemah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
[caption id="attachment_171646" align="aligncenter" width="300" caption="Winston Churchill.Sumber:cuban-cigars-store.com"]
[/caption]
Nah kembali kepada bahaya merokok tadi. Secara pengetahuan medis jelas memang diketahui tentang bahayanya sebatang rokok buat tubuh manusia. Bagi anda para perokok sejati yang ingin terus merokok anda tidak boleh terpengaruh terhadap pikiran kolektif yang meyakini tentang bahayanya menghisap rokok. Anda harus berkeyakinan bahwa merokok tidak merugikan kesehatan. Anda harus memfokuskan pikiran anda pada tidak berbahayanya merokok. Supaya mudah-mudahan benar-benar tidak membahayakan buat anda pribadi. Tentunya ini hanya buat anda yang masih merokok atau akan menjadi perokok sejati.
Akan bahaya buat anda ketika anda masih merokok tapi anda meyakini penelitian medis tentang bahaya rokok tersebut. Jika anda masih merokok anda harus mengabaikan penelitian-penelitian tersebut jangan fokus pada bahayanya merokok. Ini memang tidak umum. Karena mungkin hasilnya pun akan tidak umum. Tapi yang tidak umum itu tidak selamanya tidak benar. Sebagai contoh coba perhatikan apa yang dilakukan oleh pengusaha nyentrik bercelana pendek bernama Bob Sadino. Ia memilih untuk tidak punya tujuan dan tidak perlu membuat rencana dalam perjalanan bisnisnya. Bukankah ini bertentangan dengan ilmu manajemen yang diyakini secara kolektif oleh banyak orang. Buat mereka rencana merupakan suatu hal yang wajib, rencana adalah segalanya, rencana adalah kompas. Tapi tidak untuk Bob Sadino. Kenyataannya walaupun ia mengambil langkah yang tidak umum ia tetap bisa sukses dengan keyakinannya sendiri. Karena memang di dunia ini tidak ada kebenaran mutlak. Yang menurut orang lain ataupun banyak orang benar belum tentu benar buat anda.
[caption id="attachment_171645" align="aligncenter" width="300" caption="Mao Zedong. Sumber:china-mike.com"]
[/caption]
Saya tidak memaksa anda untuk meyakini apa yang saya tulis ini karena saya tidak punya kuasa untuk itu. Wong Tuhan Yang Maha Segalanya saja memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih lalu kenapa manusia harus memaksakan keyakinannya kepada manusia lain??? Mau yakin dengan apa yang saya sampaikan atau tetap pada keyakinan masing-masing semuanya dikembalikan kepada anda. Hidup adalah pilihan-pilihan. Benar salah relatif. Yang paling penting bukan apa yang dikatakan orang lain tentang sesuatu tapi apa yang kita yakini dengan kebulatan hati kita. Dan satu hal lagi yang perlu anda ingat bahwa kebulatan hati tidak selamanya bisa dikalkulasi oleh pikiran rasional kita.
Note:
*Ayatullah Khomeni yang tidak merokok mati duluan dibanding Deng Xiao Ping yang perokok berat [Dr. Fuad Hasan, mantan Mendikbud & Guru Besar Psikologi UI]
*Fidel Castro [pemimpin Cuba] dan Mao Zedong [pemimpin China] Ho Chi Minh, Marshall Tito, Winston Churchil, Charles de Gaulle, Josep Stalin adalah para pemimpin dunia yang termasuk kuat merokok.
Salam Bijak Palsu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H