Lihat ke Halaman Asli

Ketika Mario Teguh Dikalahkan Sudjiwo Tedjo & Tukul Arwana!?

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13328399801377728160

[caption id="attachment_171196" align="aligncenter" width="358" caption="Sumber:www.art.com"][/caption]

Dari ketiga nama diatas manakah yang lebih populer saat ini dan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi menurut anda di kompasiana..? Ketiga nama diatas pernah saya angkat [barang kalee he..he..he] sebagai judul tulisan. Maksud saya mengangkat atau memasukkan nama mereka kedalam judul tulisan yang saya buat adalah untuk memancing orang untuk mau membaca tulisan saya. Karena sering kali tulisan saya lebih banyak dibuka [dibaca mungkin] ketika saya mengaitkan atau memasukkan nama seorang publik figur.

Yang paling banyak adalah ketika saya memasukkan nama artis Korea pemeran film My Princess, Kim Tae Hae yang berjudul “Kim Tae Hae bertahan di usia 30-an [Tidak berlaku di Indonesia].” Tulisan ringan dan biasa-biasa saja ini ternyata menjadi tulisan saya yang paling banyak dibaca sepanjang sejarah saya menulis di kompasiana. Padahal sebenarnya bukan tulisan ini yang saya harapkan banyak dibaca oleh orang. Meminjam lagunya Bondan Prakoso, ya sudahlah...!? Dan saya yakin apa yang sudah terjadi adalah yang paling benar. Dan saya akan belajar ‘membaca’ lagi.

Kembali pada tiga nama diatas, ternyata dari tiga orang publik figur tersebut nama Tukul Arwana lebih menjual [buat saya, mungkin tidak berlaku buat orang lain] dibanding Sudjiwo Tedjo dan Mario Teguh. 20 menit pertama Sudjiwo Tedjo sempat leading akan tetapi di satu jam, dua jam sampai tiga jam pertama Tukul Arwana yang unggul. Tapi pada jam-jam berikutnya Sudjiwo Tedjo sang budayawan jauh meninggalkan komedian dan motivator yang saya sebut diatas. Penyebabnya adalah karena tulisan tentang Si budayawan itu masuk kedalam tulisan yang TEREKOMENDASI! Jika tidak mungkin masih Tukul yang unggul. Tulisan yang memasukkan nama Mario Teguh termasuk kedalam tulisan yang paling sedikit dibuka alias dibaca. Secara pribadi saya mengharapkan tulisan ini yang banyak dibaca. Tapi itulah kehidupan, ia sering memberikan sesuatu [Syahrini kalee he..he..] yang bukan kita harapkan tapi mungkin yang kita butuhkan. Tapi dibalik itu semua saya yakin ada makna dan pesan pembelajaran yang harus saya ‘baca’ dan semoga saya menemukannya.

Adapun ketiga tulisan diatas adalah:

~ Mario Teguh Benar, Hidup Memang Gampang

~ Surat Untuk Tukul & Pengeritiknya

~ Sudjiwo “Benar-benar Ngawur” Tedjo

Sementara tulisan saya yang paling sedikit dibaca [dibuka] adalah ketika saya memasukkan nama seorang penulis buku best seller ‘Cacing dan Kotoran Kesayangannya’, Ajahn Brahm. Adapun tulisan yang terbanyak dibuka TANPA memasukkan nama publik figur adalah tulisan berjudul "Merokok BISA Tidak Merugikan Kesehatan" dan “Tidak Perlu Berterima Kasih Untuk Artikel Ini”. Tulisan ini diperuntukkan buat orang-orang yang sudah tahu berterima kasih, begitu kata promonya he..he..he.

Analisa ini semua hanya berupa kemungkinan-kemungkinan. Bisa saja judul secara keseluruhannya yang mempengaruhi minat orang membukanya. Atau pas pada waktu masing-masing tulisan diposting jumlah kompasianer yang online berbeda cukup signifikan antara satu tulisan dengan tulisan lainnya. Atau.......dan atau-atau lainnya.

Ahh....apapun itu semua, mudah-mudahan kita selalu bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi banyak orang !!

Note : Semua hal boleh anda lupakan dari tulisan ini. Tapi satu yang harus anda ingat bahwa yang sudah terjadi adalah yang terbaik dari hasil pikiran dan tindakan kita sebelumnya. Untuk merubahnya dikemudian hari kita harus merubah pikiran dan tindakan kita !!

Salam Bijak Palsu

Artikel lain:Paha Cherry Belle & Bacot Mario Teguh

‘Kaya Mendadak’ dengan Rezeki Tak Disangka ||| Surat Untuk Mario Teguh... Ketika ‘MT’ Salah ||| Pedagang Kata-kata Itu Bernama Motivator ||| Ketika Mario Teguh Dikalahkan Sudjiwo Tedjo & Tukul Arwana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline