Lihat ke Halaman Asli

Kompilasi Pernyataan Menpora dalam Mengurai Kisruh (Keberpihakan atau Ketakutan?)

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Berikut kumpulan pernyataan Menpora dalam rangka “menyelesaikan” kisruh PSSI, dalam beberapa kesempatan pertama setelah dilantik jadi Menpora beliau menyatakan akan berdiri di tengah-tengah pihak yang berseteru, selamat membandingkan :

SANKSI PSSI TERHADAP PEMAIN YANG MENOLAK GABUNG KE TIMNAS

"Ini masa sulit bagi para atlet. Karena apapun bisa dilakukan salah satu kelompok. Saya tidak bisa intervensi ke hal yang mikro. Karena nanti saya dianggap membela satu kelompok tertentu, (Perhatikan kalimat cetak miring tebal, PSSI sebagai federasi sah ternyata tidak dianggap dan disejajarkan dengan organisasi tanpa badan hukum KPSI, Roy juga menegaskan tidak bisa mencampuri hal yang berbau mikro tapi nyatanya sekarang urusan pemain nasional pun beliau campuri termasuk penentuan voters solo yang katanya carateker boleh datang sebagai penggembira saja bahkan sampai mencampuri proses pemanggilan pemain ke timnas menghadapi Arab Saudi). Roy meminta kepada para pemain yang terkena hukuman agar tetap bermain dan mengabaikan sanksi. "Pemain itu fight saja. Tetap bermain saja seperti tidak ada sanksi. Sanksi ini dijatuhkan dari satu kubu. Namun, jika nanti sudah ada perombakan tentu akan lain cerita. Saya membesarkan hati para pemain, badai pasti berlalu," kata Roy. (Viva Bola 22 Januari 2013). Pernyataan cetak tebal miring itu adalah pelecehan terhadap federasi sah yang sedang menjalankan fungsi dan kewenangannya.

Bagaimana sikap klub yang di sanksi? :

Setiap surat atau faksimile dari PSSI yang di kirim ke sekretariat Sriwijaya FC, langsung dibuang ke tong sampah. Semua surat dari PSSI, tidak digubris oleh manajemen klub tersebut. Setidaknya demikian diungkapkan Direktur Teknik dan SDM Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin, kepada Sriwijaya Post (Tribunnews.com Network), Selasa (22/01/2013).




Terlihat ada kesamaan sikap dan tindakan Menpora dan kubu KPSI memang tidak menganggap PSSI sebagai organisasi yang sah.

PERNYATAAN PEMBUBARAN ISL




"Saya meminta agar Liga Prima segera dipastikan dan Pak Djohar menyanggupi, Kalau itu berjalan saya bisa membubarkan liga yang mungkin dianggap tidak prosedural," kata Roy Suryo usai bertemu dengan PSSI seperti dalam wawancara  Metro TV, Senin (04/02/2013).




Reaksi KPSI muncul malam hari :

Harbiansyah Hanafiah, petinggi KPSI mengeluarkan ancaman akan terjadi kerusuhan. “Terserah Menteri saja lah. Kalau mau dibubarkan, ya dibubarkan,” (Bola.net, Senin malam (04/2)). “Tapi, pemerintah harus tanggung jawab dengan segala hal yang timbul setelah pembubaran itu.”




Bagaimana reaksi Roy Suryo tentang penolakan bernada ancaman itu? :

Setelah diancam dan didatangi perwakilan KPSI Bukannya marah dan segera pasang wibawa sebagai pemerintah Menpora malah menganulir ucapannya “Saya tidak akan menghentikan kompetisi yang sudah berjalan (ISL) meskipun katakanlah kompetisi itu tidak sesuai aturan yang di PSSI” (Bola.net).




STATUS KONGRES 17 MARET

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline