Lihat ke Halaman Asli

KASTRAT BEM FEB UGM

Kabinet Harmoni Karya

Kompleksitas Pemberlakuan Kebijakan dalam Menghadapi Uncertainty pada Masa Pandemi

Diperbarui: 13 Agustus 2020   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Reyhan Fardi (Ilmu Ekonomi 2018)—Staff Departemen Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM

"In every example, cause and effect are clear; however, they occurred considerably apart in space and time." (John C. Shwaw 2003)

"Such decisions are made straight from the gut" (John F. "Jack" Welch ,the long-time CEO of General Electric. in Akerlof 2009)

Sejak tahun 2019, sudah diperkirakan perekonomian dunia di tahun 2020 akan menghadapi uncertainty (International Monetary Fund 2020). Hal ini tidak lepas dari perang dagang yang terjadi pada tahun 2019 antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. 

Namun, siapa sangka tahun ini pandemi COVID-19 muncul di muka bumi. Pembuat kebijakan pun mulai bergerak, tapi entah kenapa banyak yang merasa kebijakan yang dibuat tidak sepenuhnya berhasil. Adakah yang salah dengan kebijakan yang ditetapkan? Atau justru cara berpikir kita yang salah dalam  memahami kebijakan?

Keadaan di Indonesia memang serba sulit sekarang. Pada 28 Juni 2020, pertambahan penemuan pasien positif di Indonesia kembali mencapai rekor dengan jumlah penemuan 1.385 kasus positif baru (Prabowo 2020). Sebelumnya, rekor tertinggi tercatat pada tanggal 18 Juni 2020 dengan jumlah pertambahan kasus positif sebesar 1.331 kasus baru. 

Di sisi lain, kita juga berhadapan dengan fakta rendahnya indikator tingkat perekonomian. Hal ini bisa dilihat pada tingkat inflasi tahunan pada bulan Mei 2020 (peningkatan harga dari Mei 2019 ke Mei 2020) yang hanya sebesar 2.19%  (Bank Indonesia 2020). Hal ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan inflasi tahunan bulan Maret dan April yang sebesar 2.67% dan 2.96%.

Meskipun tingkat pengangguran Indonesia terhitung rendah pada bulan Februari 2020 sebesar 4,8% (Badan Pusat Statistik 2020), mengingat data pengangguran Indonesia diambil dua kali dalam setahun pada Februari dan Agustus. 

Akan tetapi, menurut Kamar Dagang Industri (Kadin), jumlah pekerja yang di-PHK mencapai puluhan juta pekerja--melebihi dari perkiraan pemerintah (Thertina 2020). Adapun untuk pertumbuhan PDB pada kuartal pertama tahun ini adalah sebesar 2,97% yang juga meneruskan tren negatif yang dialami Indonesia sejak tahun lalu (CEIC 2020).

Psikologi Masyarakat Indonesia

Selain itu, Indonesia juga sedang menghadapi berbagai isu negatif. Hal ini bisa mengganggu kondisi psikologis dari masyarakat Indonesia. Sebenarnya ada beberapa hal lagi untuk diperhatikan yang dapat memperluas cara berpikir kita dalam menganalisis pembuatan dan dampak dari implementasi para pembuat kebijakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline