Lihat ke Halaman Asli

International Bali Mediators' Festival (IBMF) ke-2

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

International Bali Meditators’ Festival (IBMF) yang pertama kali diselenggarakan pada tanggal 14-15 November 2009 di Ubud,  mendapat sambutan luar biasa dari berbagai kalangan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. IBMF ini diprakarsai oleh Bapak Anand Krishna, seorang aktivis spiritual yang telah menulis lebih dari 140 judul buku, dan telah sekian lama mempopulerkan meditasi sebagai gaya hidup (way of life). Keprihatinan beliau yang mendalam atas kondisi dunia yang  tidak harmonis, merosotnya kesadaran manusia baik secara individual maupun kolektif, terjadinya perang dimana-mana, membuat beliau tiada kenal lelah mengupayakan tatanan  kehidupan yang lebih baik demi hadirnya suatu  peradaban baru  yang setara yang dilandasi oleh nilai-nilai Peace, Love and Harmony.

Peradaban baru seperti itu hanya dapat tercipta apabila masyarakat menerapkan meditasi sebagai gaya hidup. Meditasi menurut Bapak Anand Krishna adalah sebuah keadaan, yang semestinya menjadi warna dasar  dari  aktifitas kehidupan kita sehari-hari. Meditasi membuat kita mengenali diri kita sendiri, bertanggung jawab  atas permasalahan yang muncul sebagai akibat perbuatan kita sendiri. Sikap hidup meditatif mengantarkan manusia pada keutuhan, baik dari cara berpikir maupun dalam hal tindakan. Meditasi atau spiritualitas menjauhkan manusia dari sikap  membeda-bedakan orang lain karena perbedaan tradisi, agama, suku, budaya, kebangsaan, warna kulit, profesi, dan sebagainya. Pun spiritualitas tidak  memisah-misahkan  aktifitas kehidupan yang satu dari  aktivitas  kehidupan yang lainnya. Dalam kehidupan ini pada prinsipnya tidak ada sesuatu yang berdiri sendiri, namun senantiasa  terkait dan terhubung satu sama lain. Kita semua sebagai satu keluarga besar yang seharusnya saling mengasihi dan bersatu karena kita hidup dalam satu bumi yang sama, di bawah satu langit yang sama dan sebagai satu kemanusiaaan.

Untuk menciptakan kesadaran di masyarakat dunia bahwa kita semua adalah satu keluarga yang saling terkait satu sama lain, yang seharusnya saling mengasihi, bersatu dan bekerjasama, maka tema untuk festival tahun ini adalah"Vasudhaiva Kutumbakam": Living in Peace, Love, and Harmony through MEDITATION.

Vashudhaive Kutumbakam berarti “Seluruh dunia ini adalah satu keluarga” yang merupakan visi masyarakat Asia, yang sesuai dengan konsep klasik masyarakat Afrika “Ubuntu” serta konsep barat “Global Village”, yang telah dijabarkan oleh Marshall McLuhan. Menariknya, konsep ini juga didukung oleh Al-Qur’an dan kitab-kitab suci agama lainnya. Jadi, kita semua, keluarga besar dunia akan bertemu dan merayakan hidup bersama melalui makna sebuah kalimat singkat ini. Seorang musisi terkenal India yaitu A.R. Rahman menggunakan ungkapan ini untuk mengucapkan terimakasih pada peserta konser yang diselenggarakannya di Sydney pada tanggal 16 Januari 2010 lalu. Mahatma Gandhi meyakini hal ini. Yesus menunjukkan jalan untuk mewujudkannya melalui kasih. Suku Aborigin dari Australia menyebut agama mereka Kanyini yaitu kasih tanpa syarat. Meditasi tanpa kasih menjadi gersang dan kehilangan maknanya.

Festival ini hendak mengajak kita semua dimulai dari diri sendiri, untuk menyatu dengan kasih, meruntuhkan sekat perbedaan, demi tumbuhnya satu kemanusiaan universal. Mari kita semua membuka hati dan  membebaskan diri dari dogma atau doktrin semu sempit yang hanya mengakibatkan terbelenggunya pikiran, hati dan jiwa kita. Kehidupan adalah  kebahagiaan (life is joy). Saatnya  mengekspresikan perasaan dengan cara berbagi pengalaman dan kebahagiaan. Tiada mustahil, setidaknya saat ini dan dari tempat ini akan lahir kehidupan yang lebih baik,  kehidupan dimana  penghuninya saling mencintai dan  menuju satu cita-cita yang sama yakni, terwujudnya sebuah dunia baru yang bersatu dimana kita hidup dalam peacelove dan harmony serta senantiasa berpegangan pada satu kesadaran bahwa kita  semua  hidup  di atas satu bumi (One Earth), di bawah satu langit (One Sky), dan sebagai satu umat manusia (One Humankind).

sumber: http://balimeditates.org/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline