Lihat ke Halaman Asli

Kasri Podding

Animal Science Engineer. Departement of Nutrition and Animal Feed. Hasanuddin University. Single Attaracted to🧕

Bulan Ramadhan: Tamu yang Dirindukan

Diperbarui: 1 April 2022   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"MARHABAN YA SYAHRO RAMADHAN YA SYAHRO SYIAM"

Welcome bulan ramadhan, bulan yang diberkahi dan bulan penuh keselamatan. Mungkin kalimat ini yang selalu terlintas di benak kita ketika dalam menyambut bulan suci ramadhan. Ada hal-hal yang patut kita syukuri di dalam bulan suci ramadhan ini yaitu ada edukasi atau pendidikan yang tertanam kuat dalam jiwa-jiwa orang beriman. Bulan suci ramadhan mendidik kita menjadi ummat yang memiliki sikap ketakwaan, sikap integritas, dan sikap jujur akan hal yang berhubungan dengan fropan (dunia) ataupun ukhrawi (akhirat) serta menanamkan sikap egalitarianisme/solidaritas denga sesama. Seperti yang dituturkan oleh sang intelektual bangsa Indonesia Nurcholish Madjid atau sering disapa CakNur bahwa, bulan suci ramadhan ada ibadah yang dikerjakan yaitu ibadah puasa yang merupkan sarana pendidikan ilahi untuk menanamkan tanggung jawab pribadi  mengenai ketakwaan serta terciptanya rasa solidaritas sosial.

            Dalam menyambut tamu yang perlu dipersiapkan pertama yaitu properti-properti dan hidangan-hidangan yang mengembirakan si tamu tersebut. kita analogikan ketikan menyambut seseorang yang kita cintai atau seseorang yang mempunyai jasa besar misalnya presiden, tentu segala yang berhubungan dengan kesenangan hati, kita persiapakan mulai dari membersihkan rumah, berbelanja untuk hidangan, membuat kue, dan menata dengan baik yang sudah disiapkan. Begitu juga dengan menyambut datangnya bulan yang mulia ini bulan suci yang penuh rahmat yang membawa kabar gembira kepada semua khalayak ummat manusia di muka bumi, bulan yang memberikan pendidikan ilahiya menuju insan berperdaban dan bulan yang mengajarkan memanusiakan manusia.

            Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam menyambut bulan suci ramadhan ini yaitu pertama, menexercise atau melatih diri untuk senangtiasa mengamalkan puasa senin-kamis  guna melatih untuk bisa menahan lapar dan dahaga sebulan penuh di bulan Ramdhan. Keutamaan lainnya yaitu melatih kesabaran, melatih kejujuran, dan melatih kesolidaritas individu dan mendapatkan barokah dari Allah berupa ampunan dosa-dosa yang dilakukan.

            Kedua, memperkuat iman dan ilayiah. Sebelum memasuki bulan ramadhan kita dianjurkan untuk meningkatkan kualitas iman kita serta meninggalkan yang berbau menjatuhkan harkat batabat manusia. Mulai dari meninggalkan hal yang buruk selama 11 bulan, hal yang bersifat syirik dan hal yang keluar dari konteks fitrah manusia atau kesucian jiwa manusia. Maka, sambutlah ramadhan dengan jiwa dan hati yang bersih karena ibadah yang dijalankan dalam bulan ramadhan merupakan ibadah yang bersifat kerahasiaan atau keprivatan (Privacy) hanya Allah dan individu yang tahu hal tersebut. Dalam Lauh Mahfuz diterangkan bahwa " wahai jiwa-jiwa yang tenang (Nafsh Mutmainnah) kembalilah ke pada Tuhan mu dengan ridho dan diridhoi"

            Ketiga melakukan taubat semurni murninya atau taubatan nasuha kepada Allah guna membersihkan dari hal yang membuat kita jatuh serta jauh dari perintah Allah serta mengembalikan kembali ke fitrah manusia. Memperbanyak berdoa sebagai sarana komunikasi langsung dengan Tuhan dalam meminta ampunan atas segala dosa yang diperbuat serta meminta untuk memberikan kelancaran dalam menyambut bulan ramadhan "Allahumma Bariklana Fi Rajaba wa sya'ban wa balighna Ramadhana" (YaAllah, Berkailah kami pada bulan rajab dan bulan sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan). Dan yang terakhir beristigfar dan meminta maaf kepada sesama manusia atas kekhilafan yang selama ini dibuat. Inilah hal yang spesial yang dituturkan oleh para ulama atau waliyuallah dalam menyambut bulan Ramdhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline