Culprit adalah terminologi dalam bahasa Inggris yang pertama kali dituturkan di Inggris pada Awal Abad Pertengahan. Kata culprit berarti orang yang salah atau orang yang melakukan kejahatan. Penggunaannya telah menyebar ke seluruh dunia.
Dalam bahasa Indonesia, culprit juga diartikan sebagai biang keladi, yakni seseorang yang bertanggung jawab atas kejahatan atau kesalahan lainnya.
Epidemiologi Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan dan yang telah merenggut banyak nyawa manusia menyebabkan segelintir orang masih konsisten untuk mencari tahu biang keladi kemunculannya. Pertanyaan yang sering kali disampaikan adalah siapa kira-kira culprit, atau orang yang harus bertanggung jawab atas musibah internasional ini?
Frasa 'orang yang harus bertanggung jawab' disini tidak hanya merujuk kepada seseorang atau sekelompok orang atau negara tertentu di balik kemunculan virus Covid-19. Tidak hanya itu, frasa tersebut juga merujuk kepada seseorang atau pemimpin atau negara yang harus bertanggung jawab untuk mengatasi pandemi ini.
Merebaknya Kasus Covid-19 dan WHO
Covid-19 masih menebarkan ketakutan dan menyebabkan kematian. Seiring dengan perjalanan waktu, kasus infeksi dan kematian karena Covid-19 meningkat signifikan dari hari ke hari dan penyebarannya merata di seluruh dunia.
Diberitakan bahwa penyebaran Covid-19 di China dan Korea Selatan diklaim telah melewati masa kritis atau antiklimaks. Tetapi hal ini jauh berbeda dengan kenyataan di beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat yang masih menunjukan peningkatan jumlah orang yang terinfeksi.
Data terbaru menunjukan bahwa temuan kasus positif di Amerika Serikat pada Rabu (22 April 2020) meningkat dari hari sebelumnya, yaitu dari 792,938 orang menjadi 819,175 orang. Data ini melampaui jumlah kasus infeksi di Tiongkok, negara penyebaran pertama virus ini, yang hanya berjumlah 82,788 orang.
Data pada hari yang sama menunjukan bahwa Spanyol membuntuti AS dengan total kasus positif sebesar 208,389 orang. Dua negara lain di 'Benua Biru" yakni Italia dan Perancis, berada di urutan selanjutnya, yakni, masing-masing 183,957 orang dan 158,050 orang.
Sementara itu, di kawasan ASEAN sendiri, data sementara masih dipuncaki Singapura dengan jumlah kasus 10,141 orang pada Rabu (22 April 2020). Singapura memiliki catatan khusus berhubungan dengan kasus infeksi yaitu adanya peningkatan yang signifikan selama tiga hari belakangan.
Indonesia mengekori Singapura di kawasan ASEAN, dengan total kasus 7,418. Dua negara lain yang memiliki jumlah kasus yang cukup tinggi di wilayah ini adalah Filipina dan Malaysia dengan total kasus positif masing-masing 6,710 orang dan 5,532 orang.