Lihat ke Halaman Asli

Jangan Salahkan MSG...

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di jaman yang modern ini hanya orang teguh yang mampu menghindari Mono Sodium Glutamat (MSG). Tak bisa dipungkiri MSG telah merasuki berbagai aspek makanan kita. Terutama di kota-kota besar di Indonesia. konsumsi MSG rata-rata orang Indonesia adalah 0,12 kg/orang/tahun dan untuk anak-anak sekolah sekitar 0,06 kg/kapita/tahun.

Apa enaknya makanan tanpa MSG? Banyak pakar dari barat menyatakan bahwa MSG berperan menstimulasi reseptor citarasa pada sel-sel cecapan yang terdapat pada permukaan lidah manusia. Bahkan para pakar di Jepang berpendapat bahawa MSG memiliki rasa yang unik yaitu rasa gurih (umami), rasa tersebut menjadi dasar rasa kelima di samping empat rasa dasar lainnya yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Rasa gurih dalam MSG inilah yang membuat masakan jadi lebih disukai. Bolehlah dibuktikan dengan uji organoleptik. Anda bisa membuat makanan apapun, bandingkan rasanya dengan atau tanpa MSG.

Sejak tahun 1866, Ritthausen, seorang pakar kimia Jerman telah berhasil melakukan isolasi terhadap asam glutamat. Kemudian oleh ilmuan lain berhasil merubah asam tersebut menjadi garam sodium (natrium) dan lahirlah nama Mono Sodium Glutamat (MSG).

MSG yang banyak dijual di toko-toko diproduksi dalam skala komersial melaluio proses fermentasi dengan menggunakan bahan mentah pati, gula beets, gula tebu, atau molases. Jadi jelaskan bahan yang digunakan adalah bahan alami yang difermentasi.

Tahun 1908 Dr. Ikeda seorang ahli kimia jepang dari Universitas Tokyo menemukan sifat-sifat pembangkit citarasa dari MSG . dari hasil penelitiannya terungkap juga mengapa dan bagaimana rumput laut Laminaria Japinica yang sejak 1200 tahun yang lalu telah digunakan untuk penyedap rasa. Kini secara umum telah diketahui bahwa berbagai makanan tradisional seperti kecap, tauco, miso, keju, tomat, daging, kacang-kacangan, jamur, dan susu juga telah dikethaui mengandung zat pembangkit cita rasa makanan yang berasal dari glutamat.

Asam glutamat merupakan asam amino non essensial yang secara alami terdapat dalam jaringan tubuh manusia secara bebas. Hanya dalam bentuk bebas inilah asam glutamat mampu bereaksi dengan ion sodium membentuk Mono sodium Glutamat yang berfungsi sebagai senyawa pembangkit cita rasa makanan.

Dalam perkembangannya MSG menuai banyak kontroversi dari berbagai kalangan. Diantaranya MSG diduga menjadi penyebab dari alergi yang membuat kulit menjadi merah, rahang kaku, dan ketegangan otot dada serta pusing kepala segera setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG. karena teknik evaluasi yang ditujukan bukan pada MSG murni, jadi susah untuk dipastikan bahwa gejala tersebut benar-benar disebabkan hanya oleh MSG. Hal tersebut didukung oleh Laporan Center for Food Safety and Applied Nutrition, FDA, khususnya dari ARMS (Adverse Reaction Monitoring System) tahun 1990 bahwa hanya sedikit sekali kasus individu yang menderita reaksi (alergi) moderat tersebut.

MSG telah dituduh menjadi penyebab kerusakan Otak. Banyak peneliti yang telah melakukan percobaan pemberian MSG pada tikus. Hasilnya ditemukan kerusakan tenunan jaringan otak pada tikus tersebut. Tetapi perlu diketahui bahwa peneliti tersebut menggunakan MSG dengan “super mega dose” . pada sararnya memang benar konsumsi MSG yang meningkat drastis dapat meningkatkan kadar glutamat dalam darah. Secara hipotesis tingginya kandungan glutamat tersebut dapat menyebabkan kerusakan tenunan otak.Namun menuut US-FDA (oktober 1991) tidak ada satupun bukti hasil penelitian yang mampu menyakinkan dan mendukung hipotesa bahwa MSG yang dikonsumsi pada kadar yang wajar dalam makanan dapat menyebabkan kerusakan tenunan otak.

MSG dapat menyebabkan obesitas? Secara teoritis hal ini belum dapat dibuktikan. Tapi kalo boleh saya berpendapat. MSG itu kan mampu membuat rasa makanan menjadi enak dan gurih, serta mampu membangkitkan selera makan. Sehingga orang cenderung makan lebih banyak dan menjadi obesitas. Jangan hanya mengkambinghitamkan sesuatu jika anda menjadi obesitas, hipertensi, DM, jantung koroner dan semacam nya. Karna penyakit-penyakit degeneratif tersebut disebabkan oleh banyak hal yang telah banyak dibahas sebelumnya.

Meskipun sudah dibuktikan bahwa MSG itu aman tapi keraguan terhadap MSG masih cukup tinggi.Semuanya kembali kepada diri anda. Saya hanya mampu memaparkan apa yang telah saya pelajari di bangku kuliah. Semoga bermanfaat…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline