Pertanyaan mengenai pentingkah perjanjian pra nikah? Bagi saya ini penting. Karena bersatunya dua insan dari latar belakang yang berbeda bukanlah perkara yang mudah.
Kehidupan rumah tangga dijalani bukan hanya untuk satu dua hari, tetapi sampai maut memisahkan. Tidak sedikit kita mendengar orang-orang yang rumah tangganya hancur karena merasa belum mengenalnya, tidak menyangka dia (suami/istri) bisa berbuat demikian, padahal saat masih belum menikah dia tidak seperti itu.
Sebelum menikah orang tidak menunjukkan sifat aslinya. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan adalah yang baik-baik saja. Baru setelah berumah tangga, tinggal bersama sifat aslinya keluar.
Banyak orang syok karena biasanya kalau ketemu saat pacaran, pasangannya bersih dan wangi, nyatanya setelah menikah dia jarang mandi dan berganti pakaian. Lain lagi yang saat pacaran selalu berkata lembut dan penuh perhatian. Setelah tinggal bersama suaminya ringan tangan, keras kepala dan egois.
Untuk menghindari dan meminimalisir kemungkinan buruk pasca pernikahan perlu dibuat perjanjian pra nikah. Saya pikir tidak perlu sampai membuat sertifikat, tetapi dengan mengetahui lebih awal kelebihan dan kekurangan masing-masing, nantinya saat berada dikehidupan nyata pernikah menjadi lebih siap.
Berikut beberapa pertanyaan yang harus disepakati sebelum menikah. Disclaimar teman-teman ini sependek pengetahuan penulis.
1. Penghasilan atau sumber keuangan. Tidak bisa dipungkiri sebagian besar alasan orang-orang bercerai dan memilih jalannya masing-masing karena faktor keuangan.
Not all about the money hanyalah alasan klise. Nyatanya banyak orang yang ketika semua kebutuhannya terpenuhi semua akan terlihat baik-baik saja, diakui atau tidak. Demikian sebaliknya jika masalah keuangan tidak beres, maka alasan lainnya menjadi pemicu retaknya hubungan suami istri.
Saat mau menikah calon suami harus terbuka mengatakan yang sebenarnya. Pekerjaan apa yang dilakoninya dan berapa nominal penghasilannya. Jika ada utang katakan, bahwa saat ini kamu sedang menanggung utang. Tidak sedikit hari ini anak laki-laki menanggung utang orang tuanya. Tentu kamu tidak ingin keuangan suamimu terganggu karena dia menanggung utang keluarganya.
Demikian juga bagi perempuan katakan berapa kebutuhan hidup sehari-hari. Walau ini terkesan tidak etis, tetapi menurut saya harus terbuka. Karena saat sudah menikah kamu tidak terkejut dengan kemampuan suami yang tidak bisa memenuhi kebutuhan harianmu. Jangan malu untuk mengatakannya. Kamu punya hak untuk dicukupkan semua kebutuhanmu.
2. Cek hal-hal sensitif semisal mengenai seberapa taat dia melakukan ibadahnya. Bagaimana pendapatnya tentang agama. Apakah ada niat atau minat sama-sama belajar agama lebih dalam atau bahkan ini dijadikan prioritas. Bagi saya ini sangat-sangatlah penting. Karena agama manjadi pedoman dalam hidup.