Timun tikus atau dikenal dengan timun darah tinggi, saat ini semakin populer. Timun yang ukurannya hanya sebesar jempol ini memiliki nama dalam bahasa latin Zehneria sp. Keberadaannya mudah ditemui, dulu hanya ada di kampung-kampung tumbuh liar di pematang sawah atau kebun-kebun milik warga. Namun, seiring dengan banyaknya orang mencarinya sebagai obat penurun darah tinggi, timun tikus ini mulai dibudidayakan oleh petani yang berkebun di kaki gunung Seulawah.
Jika kita kita melintasi jalan Banda Aceh-Medan, saat turun dari gunung Seulawah di kiri dan kanan kita dapat membeli timun yang berwarna lebih hijau dari biasanya ini. Timun mungil ini dengan cepat dapat meredakan sakit kepala akibat darah tinggi. Walau pun demikian tidak disarankan memakannya dalam jumlah berlebihan. Rasanya yang segar hampir sama dengan mentimun biasa, bedanya hanya rasa kulitnya yang sedikit lebih keras dan jumlah bijinya yang padat, rasanya juga sedikit asam.
Saya pernah mendapatkan rasa yang agak pahit pada buah yang mulai kuning (kuning-merah tanda buah timun ini sudah tua).
Tidak semua penjual buah lokal (pisang barangan, pepaya, labu, mentimun dan juga buah sirsak) di kaki Gunung Seulawah menyediakan timun tikus ini. Harga satu tumpuk kecil dijual dengan harga Rp5.000 yang berisi 10-12 buah. Harganya sangat murah, mungkin karena harganya yang murah ini petani masih enggan untuk membudidayakannya dalam skala besar, karena dinilai tidak prospektif.
Bagi anda yang menderita darah tinggi atau memiliki anggota keluarga dengan riwayat darah tinggi disarankan untuk menanam sendiri di pekarangan rumah. Tumbuhan ini bisa dibuat lanjar atau dibiarkan saja menjalar di pagar sekeliling rumah anda. Tidak perlu penanganan khusus, jika sudah waktunya akan berbunga dan berbuah dengan sendirinya. Ia juga tidak perlu diberi pupuk atau zat perangsang tumbuh.
Selain untuk darah tinggi, timun kecil-kecil ini enak dijadikan pelengkap lalapan yang di makan beserta sambal terasi dan lalap lainnya seperti, kol, daun ubi, daun pepaya dan terong. Selain itu tumbuhan ini juga dicurigai dapat menetralkan kadar gula dalam darah, walau belum ada laporan resmi berdasarkan riset ilmiah. Hal ini tentu tidak aneh mengingat mentimun biasa telah diuji klinis dapat menetralisir kandungan gula pada tikus (hewan coba). Mentimun ditengarai memiliki GI atau glukosa indeks yang sangat rendah. Dari skala 1-100, hanya 15 yang dimiliki oleh mentimun (https://www.klikdokter.com). Dengan demikian timun tikus tentu akan sangat bermanfaat untuk penderita diabetes mellitus.
Jika anda memiliki lahan yang luas, saya pikir tidak salahnya jika mencoba untuk mengembangkan tanaman ini, melihat banyak masyarakat yang mulai sadar dengan pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam tanaman obat dan rempah. Siapa tahu kamu akan menjadi penyedia timun tikus terbesar di kotamu. Ini sangat menjanjikan. Pundi-pundi keuanganmu akan segera terisi penuh
Hal yang lebih penting dari semuanya adalah kamu dapat mengkonsumsi sayur yang kamu tanam sendiri. Kamu tidak perlu ragu apakah ada residu kimia berbahaya dalam sayur atau buah yang kamu tanam sendiri. Demikian juga dengan tetanggamu, mereka tentu yakin dengan buah atau tanaman yang pemiliknya sendiri mau mengkonsumsinya. Hayuk menanam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H